Kamis, 13 Juni 2013

TELADAN BURUK PENERAPAN EMPAT PILAR DI SENAYAN



PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia menangis karena pancasila terkikis,memang bumipertiwi akan hancur dan terpecah belah oleh warga negaranya sendiri dan tauladan buruk dari pejabat Negara yang merupakan wakil rakyat.Setiap warga Negara yang memahami benar makna pancasila pasti akan gelisah melihat keadaan bangsa sekarang ini.Pancasila yang diakui sebagai dasar Negara sekarang seperti dilupakan Undang-undang dasar 1945 yang berisi hubungan antara warga Negara dan Negara,bahkan Negara kesatuan RI serta Bhineka tunggal ika sudah pupus dimakan oleh waktu dan ketidak pedulian warga Negara Indonesia.Bagaimana bangsa ini akan bertahan melawan arus globalisasi yang mulai menggrogoti nasionalisme dan menggerus rakyat dengan berbagai persaingan dan dampak negatifnya jika rakyat tidak paham akan senjata yang dapat digunakan untuk menghadapinya yang tidak lain adalah empat pilar bebangsa dan bernegara tersebut.Indonesia sudah tidak menjunjung persatuan padahal teori yang dianut bangsa Indonesia dari para ahli seperti dikemukakan oleh Soepomo,mengenai teori pengertian Negara (staatside) yang penting dalam menetepakan dasar dan pandangan hidup bangsa dan sesuai dengan bangsa Indonesia yaitu teori persatuan yang diajarkan oleh Benedicht de Spinoza ( 1632-1677), Adam Heinrich Muler 1779-1829),George Friedrich Wilhelm Hegel (1770-1831) dan lain-lain,mengajarkan bahwa Negara ialah suatu susunan masyarakat yang integral;segala golongan;segala bagian;segala anggotanya berhubungan erat satu sama lain dan merupakan pesatuan masyarakat yang organis.Dalam aliran ini Negara tidak membedakan kepentingan golongan,seluruh warga Negara memiliki hak dan kewajiban yang sama entah itu rakyat ataupun pejabat Negara harus bersatu dan tidak dipisahkan yang terpenting ialah penghidupan bangsa seluruhnya.Teori tersebut diperkuat dengan teori persatuan dari Soepomo menurutnya teori persatuan mengupayakan terbentuknya keseimbangan lahir dan batin dari semua unsur-unsur tersebut.Semangat kekeluargaan,gotong royong,dan tolong menolong dalam masyarakat Indonesia mencerminkan berkembangnya paham persatuan dalam masyarakat indoneasia.Dalam kenyataanya Indonesia sebagai Negara yang menjunjung kesatuan dan persatuan justru terkesan mebedakan para pejabat yang sudah dianggap paham dan mengerti dalam hal ini tentang empat pilar kebangsaaan, maka dari itu teori yang menurut Prof.Mr.Dr.Soepomo sesuai dengan bangsa Indonesia ini harus direalisasikan dalam kehidupan berbangsa memang hal ini merupakan hal yang sensitif untuk dikaji lebih jauh tetapi jika direnungkan lebih mendalam konflik berkelanjutan antar suku bangsa,daerah,agama yang terjadi di Indonesia perbagai permasalahan lokal dan global yang menjadi tantangan besar bangsa ditambah dengan sikap pejabat Negara yang tidak pantas untuk dicontoh seperti  melakukan korupsi dan hal-hal yang tidak sesuai dengan nilai dan norma, pantaslah jika berpendapat  bangsa Indonesia akan terpecah belah jika terus menerus seperti ini dan tidak ada langkah kongkrit untuk memperbaiki seluruh elemen bangsa,hal ini dapat menjadikan motivasi dan dapat menjadi kritik bagi wakil rakyat yang tidak paham atas nila-nilai empat pilar berbangsa dan bernegara atau bahkan yang hanya dapat berteori dan mensosialisasikan tanpa menerapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan memberi contoh yang baik bagi rakyat untuk penerapan empat pilar ini.Tema ini menarik penulis untuk mengkajinya lebih jauh.
PEMBAHASAN
Empat pilar berbangsa dan bernegara hanya sebuah wacana,hal ini sangat menjadi pembicaraan saat empat pilar berbangsa dan bernegara sangat gencar di sosialisasikan kepada masyarakat tetapi dalam kenyataanya itu sangat bertolak belakang dengan keadaan bangsa saai ini.Banyak contoh nyata praktik berbangsa dan bernegara yang bukan hanya jauh tetapi malah tidak mendasarkan pada keempat pilar tersebut,hal ini dapat dilihat dari pancasila yang didalamnya terkandung nilai-nilai yang salah satunya ada pada sila ke empatnya yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, jelas di dalamnya terkandung pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat,jika empat pilar bebangsa dan bernegara benar-benar di implementasikan mengapa di Indonesia pengambilan keputusan hanya berdasarkan suara terbanyak atau demokrasi,ini juga dapat menjadi sorotan tentang kesesuaian dengan empat pilar,yang akibatnya banyak menjadikan konflik-konflik dalam pemilu langsung sehingga kerukunan bangsa tidak tercapai.Jika sudah banyak konflik akibat perpecahan dan perbedaan pendapat yang sulit untuk diatasi apakah bhineka tunggal ika akan terealisasi,tentunya sulit saat ini bukan bhineka tunggal ika yang menjadi cita-cita bangsa yang telah direalisasikan tetapi justru pengelompokan-pengelompokan dan perbedaan-perbedaaan akibat kepentingan politik.Konflik terjadi dimana-mana pertikaian menjadi salah satu berita teraktual,hal tersebut dikarenakan bangsa Indonesia tidak benar-benar mengimplementasikan nilai-nilai empat pilar berbang,pantaslah kalau empat pilar berbangsa hanya dinilai sebagai wacana belaka,karena memang tidak diimbangi dengan kebijakan pemerintah yang sesusi dengan empat pilar ini.
Sosialisasi empat pilar terhadap masyarakat dilakukan oleh MPR kepada masyarakat.Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) saat ini sedang giat mensosialisasikan nilai-nilai empat pilar berbangsa,sasaran MPR adalah kepada tokoh masyarakat dan kelompok strategis,masyarakat awam,pelajar dan mahasiswa.Berbagai metode diterapkan dalam sosialisasinya, sebagai Pembina yayasan lembaga pengkajian dan sosialisasi empat pilar kebangsaan (LPS4PK) Marsuki Alie menuturkan,sosialisasi empat pilar yakni,pancasila,UUD NRI Tahun 1945,NKRI dan bhineka tunggal ika yang selama ini dilakukan oleh MPR merupakan hal yang substantive dan penting untuk menjaga keutuhan bangsa dan Negara.Melihat kerja keras dari MPR untuk mensosialisasikan empat pilar terhadap masyarakat tentuntnya perlu didukung oleh berbagai pihak,terutama pemerintah.Dalam hal ini MPR diharapkan bukan hanya dapat mensosialisasikan empat pilar ini tetepi juga mengupayakan penerapan empat pilar pada masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan benegara.
Sosialisasi tidak diimbangi dengan contoh yang baik oleh wakil rakyat.Sosialisasi empat pilar digaungkan dimana-mana kepada masyarakat awam oleh MPR yang bersemangat untuk mensosialisasikanya dengan berbagai metode,tetapi yang menjadi kritikan adalah untuk apa sosialisasi di gembar gemborkan jika wakil rakyat sendiri hanya dapat berteori tetapi nihil dalam penerapan
Pejabat negara salah menyebutkan sila-sila pancasila,hal ini terjadi pada ketua MPR Republik Indonesia yaitu Taufik Kiemas yang didaulat untuk membaca pembukaan UUD 1945 dan pancasila pada hari kesaktian pancasila,’’Keadila sosial bagi seluruh bangsa Indonesia,”ucap Taufik Kiemas.Padahal seharusnya sesuai sila kelima Pancasila,berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Beliau juga salah dalam membaca beberapabagian dari UUD 1945, padahal pancasila dan UUD 1954 merupakan bagian dari empat pilar kebangsaan.Ini perlu menjadi perhatian bahwa seluruh komponen bangsa harus paham betul keempat pilar berbangsa dan bernegara,tidak hanya sekedar hafal tetapi juga menerapkanya entah itu rakyat apalagi para pejabatnya.
Pancasila masih ampuh hal ini sesuai dengan pendapat dari Eka Darmaputra dalam disertasinya yang bejudul “Pancasila  an the searc for Identity and Modernity a Cultural and Ethical Analysis” ,dalam salah satu kesimpulanya mengatakan bahwa integrasi adalah masalah yang paling pokok bagi masyarakat indonesia,justru karena itu integrasi mengasumsikan adanya pluralitas dan heterogenitas (Darmaputra,1998:40).Dalam kesempatan lain Darmaputra
mengatakan bahwa efektifitas pancasila haruslah diukur dari sampai sejauh mana ia mampu mempertahankan baik ke-“bhineka”-an maupun ketunggal-an indonesia di dalam suatu keseimbangan yang dinamis dan kreatif (Darmautra,1998:29),dari ungkapan diatas dapat dikatakan bahwa efektifitas pancasila sangat penting untuk menangani segala persoalan bangsa dan disintegrasi bangsa,kemudian dilanjutkan dengan UUD 1945 yang bersumber dari pancasila apabila keduanya dipatuhi dan dijalankan dalam berbangsa dan bernegara maka akan tumbuh suatukesatuan dari NKRI sehingga bhineka tunggal ika akan tercapai yang kemudian distatukan menjadi empat pilar kebangsaan yag diharapkan mampu menangani berbagai tantangan global dan lokal. Berbagai permasalah bangsa yang terjadi saat ini diakibatkan karena nilai-nilai empat pilar kebangsaan telah luntur,kita bahkan lupa punya senjata pamungkas bangsa untuk menghadapi berbagai permasalahan bangsa, empat pilar kebangsaan yaitu pancasila, uud 1945, nkri, bhinekatunggalika, lunturnya empat pilar ini mengakibatkan bangsa Indonesia kehilangan karakter yang luhur,memang empat pilar ini tidak hilang sama sekali maka Indonesia perlu melaksanakan pembenahan yang serius dan efektif di berbagai bidang kehidupan.
 Pengalaman penulis saat berkunjung ke gedung DPR/MPR  dalam rangka kuliah kerja lapangan universitas negeri semarang pada selasa 9 oktber 2012, mahasiswa hanya diterima oleh pihak humas dari MPR alasanya para anggota MPR yang berasal dari DPR dan DPRD sedang ada tugas masing-masing padahal mahasiswa sangat ingin berdialog secara langsung dengan anggota MPR guna menanyakan masalah empat pilar kebangsaan yang sedang digaungkan dan gencar di sosialisasikan oleh MPR,dalam dialog tersebut memang dari pihak yang menyambut mahasiswa dari perwakilan MPR juga menyajikan materi tentang empat pilar kebangsaa di ruang rapat yang sering digunakan oleh anggota DPR mahasiswa diterima dan berdialog,ada beberapa pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa terkait dengan empat pilar kebangsaan yang sedang gencar disosialisasikan oleh MPR,dalam dialog ini penulis menanyakan tentang sosialisasi empat pilar yang sedang di gaungkan oleh MPR secara konvensional dengan berbagai metode ke masayarakat awam,tetapi yang menjadi permasalahan saat MPR banyak menggaungkan sosialisasi ini di lain pihak banyak wakil rakyat yang tidak paham atas nila-nilai yang terkandung dalam empat pilar kebangsaan ini,buktinya banyak wakil rakyat yang menyalahgunakan kepercayaan rakyat,jangankan kasus-kasus besar seperti korupsi kolusi dan nepotisme atau tindakan-tindakan pidana yang dilakaukan oleh beberapa oknum anggota dewan yang jelas-jelas melanggar KUHP dan jelas secara otomatis melanggar UUD 1945 yang merupakan salah satu dari empat pilar berbangsa dan bernegara,apabila ditarik lebih jauh sebenarnya hal tersebut juga telah menyimpang dari keempat pilar berbangsa,selain itu wakil rakyat yang dalam kinerjanya tidak maksimal,melakukan hal yang melanggar kode etik anggotal,juga dicontohkan sikap oknum anggota dewan yang saat rapat tertidur atu malah menonton video porno apakah itu pantas dilakukan oleh wakil rakyat yang akan menjadi contoh empat pilar berbangsa dan bernegara,hal yang paling khusus penulis tanyakan adalah adakah upaya-upaya sosialisasi tersendiri bagi wakil rakyat yang dalam kenyataanya tidak menerapkan nilaii empat pilar kebangsaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara khususnya dalam melaksanakan tugasnya sebagai wakil rakyat yang seharusnya menjadi tauladan yang baik bagi masyarakat,wakil dari MPR menanggapi pertanyaan penulis dengan jawaban yang normatif dan beberapa pembelaan,beliau mengatakan bahwa tidak semua wakil rakyat demikian dan sebelum menjadi anggota MPR calon anggota diberikan pembekalan terlebih dahulu,dan jika ada yang tindakan anggota dewan yang tidak sesuai dengan empat pilar maka ditegur saja,yang mengecewakan bagi penulis adalah saat wakil dari anggota MPR menjawab jika anggota dewan mengantuk saat rapat kerja maka itu sesuatu yang manusiawi karena mahasiswa juga sekarang merasakan duduk di ruang rapat anggota dewan yang sangat nyaman.Penulis rasa itu bukan menjadi alasan anggota dewan tidur saat rapat kerja karena itu memang merupakan kewajiban dari anggota dewan untuk berusaha membahas persoalan bangsa dan dicari penyelesainya agar rakyat dapat hidup sejahtera bukan malah tidur atau bersikap anarki karena pendapatnya tidak di dengar,hal tersebut sangat tidak mencerminkan nilai-nilai empat pilar kebangsaan yang seharusnya diterapkan oleh para wakil rakyat bertindak,hal tersebut sangat menjadi sorotan masyarakat lewat media masa yang saat ini sangat bebas memberitakan tentang berbagai sikap oknum anggota dewan yang tidak pantas      

Gambar 1 Ruang Sidang MPR DPR
Gambar 1 adalah gambar yang diambil sewaktu penulis melaksanakan kunjungan ke MPR dan diterima disebuah ruangan rapat yang sangat nyaman sampai membuat mengantuk sesorang yang duduk diatas kursi didalam ruangan rapat tersebut,mungkin hal itu merupakan salah satu faktor yang sering membuat anggota dewan tidur saat rapat rutin sehingga tidak maksimal dalam melaksanakan tugas.
Solusi yang dapat penulis usulkan adalah menekankan pada contoh yang harus diberikan oleh para wakil rakyat di senayan dan pejabat pemerintahan lainya.Selama ini upaya sosialisasi empat pilar kebangsaan hanya digaungkan untuk masyarakat awam para pelajar dan mahasiswa,padahal pejabat negara juga perlu sosialisasi dan berbagai pembekalan untuk meningkatkan penerapan nilai-nilai empat pilar kebangsaan dalam birokrasi agar dapat menjadi contoh yang baik sebelum mensosialisasikan ke masyarakat. Upaya yang  dapat dilakukan untuk mensosialisasikan keempat pilar kebangsaan kepada para pejabat pemerintah dapat dengan kegiatan-kegiatan seperti pembekalan dan sosialisasi secara langsung kepada seluruh pejabat upaya ini dilaksanakan untuk memberikan beban moral kepada para pejabat negara agar lebih mawas diri dalam berperilaku karena mereka juga merupakan agen sosialisasi empat pilar pembangunan tersebut,jika para pejabat telah memperoleh pembekalan mereka wajib mensosialisasikanya kepada masyarakat dalam berbagai bentuk menurut fungsi jabatan mereka ,karena sosialisasi empat pilar kebangsaan harus dilaksanakan oleh semua lembaga negara jika perlu dibentuk badan khusus untuk mensosialisasika dan menghidupkan kembali nilai-nilai empat pilar kebagsaan,pejabat harus mensosialisasikanya terhadap masyarakat sebagai bukti komitmen bahwa mereka benar-benar serius untuk menerapkanya dalam birokrasi selaku kapasitasnya sebagai wakilrakyat.Dengan penandatangan komitmen empat pilar di depan masyarakat agar ada beban moral tersendiri apabila akan bertindak yang tidak sesuai dengan pilar kebangsaan,tidak perlu merasa malu mendapatkan sosialisasi karena pada kenyataanya memang para pejabat tidak menerapkan empat pilar kebangsaan dalan birokrasi indonesia,empat pilar berbangsa tidak hanya dimasyarakatkan kepada masyarakat awam tetapi juga diterapkan melalui sikap diri sendiri dari pejabat itu agar dapat menjadi teladan bagi masyarakat dan kemudian melaksanakan pendekatan serta menjadi mitra bagi masyarakat dalam pelaksanaan empat pilar dalam masyarakat,dan tentang mengantuk dijadikan sesuatu hal yang manusiawi bagi para anggota dewan yang memang keadaan ruangan yang ber AC dan sangat nyaman alangkah baiknya ruangan rapat tidak didisain seperti itu yang membuat seseorang menjadi mengantuk dan menjadi hal yang dianggap biasa saat anggota dewan tidur di rapat kerja.Dengan contoh yang baik akan menimbulkan semangat rakyat untuk turut serta dalam penerapan empat pilar dalam berbangsa dan bernegara dengan demikian bangsa indonesia akan mengenal,memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam empat pilar kebangaan yang menjadi landasan idiil kehidupan bangsa.
SIMPULAN
Berbagai persoalan yang sedang dihadapi oleh bangsa indonesia disebabkan karena lunturnya nilai empat pilar kebangsaan,sosialisasi perlu dilaksanakan seperti program yang dicanangkan oleh MPR tetapi sosialisasi juga perlu dilaksanakan diberbagai lembaga negara dan instansi pemeintahan karena tidak dapat dipungkiri pejabat banyak yang tidak mengamalkan empat pilar kebangsaan padahal mereka sebagai wakil rakyat perlu menjadi contoh yang baik bagi masyarakal.Dengan disosialisasikanya empat pilar seharusnya menjadi motivasi para pejabat negara untuk membenahi diri agar dalam berbangsa sesuai dengan empat pilar kebangsaan. Pejabat Negara harus mampu menjadi mitra bagi masyarat dalam penerapan empat pilar kebangsaan serta dapat berkomitmen untuk menerapkanya dalam birokrasi Indonesia. Dengan contoh yang baik akan menimbulkan semangat rakyat untuk turut serta dalam penerapan empat pilar dalam berbangsa sebagai pedoman menghadapi berbagai tantangan, maka hidupkanlah kembali empat pilar berbangsa dan bernegara !
DAFTAR PUSTAKA
Alie,M.2012.”Sosialisasi 4 Pilar Perlu Didukung dan Diperkuat”.Majelis 4 September, hal 26,kol.1.
Darmaputera,E.1998.Pancasila: Identitas dan Modernitas Tinjauan Etis dan Budaya.Jakarta:BPK Gunung Mulia.
Handoyo,E.dkk.2010.Pancasila dalam Perspektif Kefilsafatan & Praktis.Jogjakarta: Ar- Ruzz Media
Kansil,C.S.T.2011.Empat Pilar Berbangsa dan Benegara. : Jogjakarta:PT Rineka Cipta
Sugito A.T.dkk.2011.Pendidikan Pancasila.Semarang:
 Pusat Pengembangan MKU/MKDK-LP3 Universitas Negeri Semarang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar