PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia
menangis karena pancasila terkikis,memang bumipertiwi akan hancur dan terpecah
belah oleh warga negaranya sendiri dan tauladan buruk dari pejabat Negara yang
merupakan wakil rakyat.Setiap warga Negara yang memahami benar makna pancasila
pasti akan gelisah melihat keadaan bangsa sekarang ini.Pancasila yang diakui
sebagai dasar Negara sekarang seperti dilupakan Undang-undang dasar 1945 yang
berisi hubungan antara warga Negara dan Negara,bahkan Negara kesatuan RI serta
Bhineka tunggal ika sudah pupus dimakan oleh waktu dan ketidak pedulian warga
Negara Indonesia.Bagaimana bangsa ini akan bertahan melawan arus globalisasi
yang mulai menggrogoti nasionalisme dan menggerus rakyat dengan berbagai
persaingan dan dampak negatifnya jika rakyat tidak paham akan senjata yang dapat
digunakan untuk menghadapinya yang tidak lain adalah empat pilar bebangsa dan
bernegara tersebut.Indonesia sudah tidak menjunjung persatuan padahal teori
yang dianut bangsa Indonesia dari para ahli seperti dikemukakan oleh Soepomo,mengenai
teori pengertian Negara (staatside) yang penting dalam menetepakan dasar dan
pandangan hidup bangsa dan sesuai dengan bangsa Indonesia yaitu teori persatuan
yang diajarkan oleh Benedicht de Spinoza ( 1632-1677), Adam Heinrich Muler
1779-1829),George Friedrich Wilhelm Hegel (1770-1831) dan lain-lain,mengajarkan
bahwa Negara ialah suatu susunan masyarakat yang integral;segala
golongan;segala bagian;segala anggotanya berhubungan erat satu sama lain dan
merupakan pesatuan masyarakat yang organis.Dalam aliran ini Negara tidak
membedakan kepentingan golongan,seluruh warga Negara memiliki hak dan kewajiban
yang sama entah itu rakyat ataupun pejabat Negara harus bersatu dan tidak dipisahkan
yang terpenting ialah penghidupan bangsa seluruhnya.Teori tersebut diperkuat
dengan teori persatuan dari Soepomo menurutnya teori persatuan mengupayakan
terbentuknya keseimbangan lahir dan batin dari semua unsur-unsur
tersebut.Semangat kekeluargaan,gotong royong,dan tolong menolong dalam
masyarakat Indonesia mencerminkan berkembangnya paham persatuan dalam
masyarakat indoneasia.Dalam kenyataanya Indonesia sebagai Negara yang
menjunjung kesatuan dan persatuan justru terkesan mebedakan para pejabat yang
sudah dianggap paham dan mengerti dalam hal ini tentang empat pilar
kebangsaaan, maka dari itu teori yang menurut Prof.Mr.Dr.Soepomo sesuai dengan
bangsa Indonesia ini harus direalisasikan dalam kehidupan berbangsa memang hal
ini merupakan hal yang sensitif untuk dikaji lebih jauh tetapi jika direnungkan
lebih mendalam konflik berkelanjutan antar suku bangsa,daerah,agama yang
terjadi di Indonesia perbagai permasalahan lokal dan global yang menjadi
tantangan besar bangsa ditambah dengan sikap pejabat Negara yang tidak pantas
untuk dicontoh seperti melakukan korupsi
dan hal-hal yang tidak sesuai dengan nilai dan norma, pantaslah jika berpendapat bangsa Indonesia akan terpecah belah jika
terus menerus seperti ini dan tidak ada langkah kongkrit untuk memperbaiki
seluruh elemen bangsa,hal ini dapat menjadikan motivasi dan dapat menjadi
kritik bagi wakil rakyat yang tidak paham atas nila-nilai empat pilar berbangsa
dan bernegara atau bahkan yang hanya dapat berteori dan mensosialisasikan tanpa
menerapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan memberi contoh yang
baik bagi rakyat untuk penerapan empat pilar ini.Tema ini menarik penulis untuk
mengkajinya lebih jauh.
PEMBAHASAN
Empat
pilar berbangsa dan bernegara hanya sebuah wacana,hal ini sangat menjadi
pembicaraan saat empat pilar berbangsa dan bernegara sangat gencar di
sosialisasikan kepada masyarakat tetapi dalam kenyataanya itu sangat bertolak
belakang dengan keadaan bangsa saai ini.Banyak contoh nyata praktik berbangsa
dan bernegara yang bukan hanya jauh tetapi malah tidak mendasarkan pada keempat
pilar tersebut,hal ini dapat dilihat dari pancasila yang didalamnya terkandung
nilai-nilai yang salah satunya ada pada sila ke empatnya yaitu kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, jelas di
dalamnya terkandung pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat,jika empat
pilar bebangsa dan bernegara benar-benar di implementasikan mengapa di
Indonesia pengambilan keputusan hanya berdasarkan suara terbanyak atau
demokrasi,ini juga dapat menjadi sorotan tentang kesesuaian dengan empat
pilar,yang akibatnya banyak menjadikan konflik-konflik dalam pemilu langsung
sehingga kerukunan bangsa tidak tercapai.Jika sudah banyak konflik akibat
perpecahan dan perbedaan pendapat yang sulit untuk diatasi apakah bhineka
tunggal ika akan terealisasi,tentunya sulit saat ini bukan bhineka tunggal ika
yang menjadi cita-cita bangsa yang telah direalisasikan tetapi justru
pengelompokan-pengelompokan dan perbedaan-perbedaaan akibat kepentingan
politik.Konflik terjadi dimana-mana pertikaian menjadi salah satu berita
teraktual,hal tersebut dikarenakan bangsa Indonesia tidak benar-benar
mengimplementasikan nilai-nilai empat pilar berbang,pantaslah kalau empat pilar
berbangsa hanya dinilai sebagai wacana belaka,karena memang tidak diimbangi
dengan kebijakan pemerintah yang sesusi dengan empat pilar ini.
Sosialisasi
empat pilar terhadap masyarakat dilakukan oleh MPR kepada masyarakat.Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) saat ini sedang giat mensosialisasikan nilai-nilai
empat pilar berbangsa,sasaran MPR adalah kepada tokoh masyarakat dan kelompok
strategis,masyarakat awam,pelajar dan mahasiswa.Berbagai metode diterapkan
dalam sosialisasinya, sebagai Pembina yayasan lembaga pengkajian dan sosialisasi
empat pilar kebangsaan (LPS4PK) Marsuki Alie menuturkan,sosialisasi empat pilar
yakni,pancasila,UUD NRI Tahun 1945,NKRI dan bhineka tunggal ika yang selama ini
dilakukan oleh MPR merupakan hal yang substantive dan penting untuk menjaga
keutuhan bangsa dan Negara.Melihat kerja keras dari MPR untuk mensosialisasikan
empat pilar terhadap masyarakat tentuntnya perlu didukung oleh berbagai
pihak,terutama pemerintah.Dalam hal ini MPR diharapkan bukan hanya dapat
mensosialisasikan empat pilar ini tetepi juga mengupayakan penerapan empat
pilar pada masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan benegara.
Sosialisasi
tidak diimbangi dengan contoh yang baik oleh wakil rakyat.Sosialisasi empat
pilar digaungkan dimana-mana kepada masyarakat awam oleh MPR yang bersemangat
untuk mensosialisasikanya dengan berbagai metode,tetapi yang menjadi kritikan
adalah untuk apa sosialisasi di gembar gemborkan jika wakil rakyat sendiri
hanya dapat berteori tetapi nihil dalam penerapan
Pejabat
negara salah menyebutkan sila-sila pancasila,hal ini terjadi pada ketua MPR
Republik Indonesia yaitu Taufik Kiemas yang didaulat untuk membaca pembukaan
UUD 1945 dan pancasila pada hari kesaktian pancasila,’’Keadila sosial bagi
seluruh bangsa Indonesia,”ucap Taufik Kiemas.Padahal seharusnya sesuai sila
kelima Pancasila,berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Beliau juga salah dalam membaca beberapabagian dari UUD 1945, padahal pancasila
dan UUD 1954 merupakan bagian dari empat pilar kebangsaan.Ini perlu menjadi
perhatian bahwa seluruh komponen bangsa harus paham betul keempat pilar
berbangsa dan bernegara,tidak hanya sekedar hafal tetapi juga menerapkanya
entah itu rakyat apalagi para pejabatnya.
Pancasila
masih ampuh hal ini sesuai dengan pendapat dari Eka Darmaputra dalam disertasinya
yang bejudul “Pancasila an the searc for
Identity and Modernity a Cultural and Ethical Analysis” ,dalam salah satu
kesimpulanya mengatakan bahwa integrasi adalah masalah yang paling pokok bagi
masyarakat indonesia,justru karena itu integrasi mengasumsikan adanya
pluralitas dan heterogenitas (Darmaputra,1998:40).Dalam kesempatan lain
Darmaputra
mengatakan
bahwa efektifitas pancasila haruslah diukur dari sampai sejauh mana ia mampu
mempertahankan baik ke-“bhineka”-an maupun ketunggal-an indonesia di dalam
suatu keseimbangan yang dinamis dan kreatif (Darmautra,1998:29),dari ungkapan
diatas dapat dikatakan bahwa efektifitas pancasila sangat penting untuk
menangani segala persoalan bangsa dan disintegrasi bangsa,kemudian dilanjutkan
dengan UUD 1945 yang bersumber dari pancasila apabila keduanya dipatuhi dan
dijalankan dalam berbangsa dan bernegara maka akan tumbuh suatukesatuan dari
NKRI sehingga bhineka tunggal ika akan tercapai yang kemudian distatukan
menjadi empat pilar kebangsaan yag diharapkan mampu menangani berbagai
tantangan global dan lokal. Berbagai permasalah bangsa yang terjadi saat ini
diakibatkan karena nilai-nilai empat pilar kebangsaan telah luntur,kita bahkan
lupa punya senjata pamungkas bangsa untuk menghadapi berbagai permasalahan bangsa,
empat pilar kebangsaan yaitu pancasila, uud 1945, nkri, bhinekatunggalika,
lunturnya empat pilar ini mengakibatkan bangsa Indonesia kehilangan karakter
yang luhur,memang empat pilar ini tidak hilang sama sekali maka Indonesia perlu
melaksanakan pembenahan yang serius dan efektif di berbagai bidang kehidupan.
Pengalaman
penulis saat berkunjung ke gedung DPR/MPR dalam rangka
kuliah kerja lapangan universitas negeri semarang pada selasa 9 oktber 2012,
mahasiswa hanya diterima oleh pihak humas dari MPR alasanya para anggota MPR
yang berasal dari DPR dan DPRD sedang ada tugas masing-masing padahal mahasiswa
sangat ingin berdialog secara langsung dengan anggota MPR guna menanyakan
masalah empat pilar kebangsaan yang sedang digaungkan dan gencar di sosialisasikan
oleh MPR,dalam dialog tersebut memang dari pihak yang menyambut mahasiswa dari
perwakilan MPR juga menyajikan materi tentang empat pilar kebangsaa di ruang
rapat yang sering digunakan oleh anggota DPR mahasiswa diterima dan
berdialog,ada beberapa pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa terkait dengan
empat pilar kebangsaan yang sedang gencar disosialisasikan oleh MPR,dalam
dialog ini penulis menanyakan tentang sosialisasi empat pilar yang sedang di
gaungkan oleh MPR secara konvensional dengan berbagai metode ke masayarakat
awam,tetapi yang menjadi permasalahan saat MPR banyak menggaungkan sosialisasi
ini di lain pihak banyak wakil rakyat yang tidak paham atas nila-nilai yang
terkandung dalam empat pilar kebangsaan ini,buktinya banyak wakil rakyat yang
menyalahgunakan kepercayaan rakyat,jangankan kasus-kasus besar seperti korupsi
kolusi dan nepotisme atau tindakan-tindakan pidana yang dilakaukan oleh
beberapa oknum anggota dewan yang jelas-jelas melanggar KUHP dan jelas secara
otomatis melanggar UUD 1945 yang merupakan salah satu dari empat pilar
berbangsa dan bernegara,apabila ditarik lebih jauh sebenarnya hal tersebut juga
telah menyimpang dari keempat pilar berbangsa,selain itu wakil rakyat yang
dalam kinerjanya tidak maksimal,melakukan hal yang melanggar kode etik anggotal,juga
dicontohkan sikap oknum anggota dewan yang saat rapat tertidur atu malah
menonton video porno apakah itu pantas dilakukan oleh wakil rakyat yang akan
menjadi contoh empat pilar berbangsa dan bernegara,hal yang paling khusus penulis
tanyakan adalah adakah upaya-upaya sosialisasi tersendiri bagi wakil rakyat
yang dalam kenyataanya tidak menerapkan nilaii empat pilar kebangsaan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara khususnya dalam melaksanakan tugasnya sebagai
wakil rakyat yang seharusnya menjadi tauladan yang baik bagi masyarakat,wakil
dari MPR menanggapi pertanyaan penulis dengan jawaban yang normatif dan
beberapa pembelaan,beliau mengatakan bahwa tidak semua wakil rakyat demikian
dan sebelum menjadi anggota MPR calon anggota diberikan pembekalan terlebih
dahulu,dan jika ada yang tindakan anggota dewan yang tidak sesuai dengan empat
pilar maka ditegur saja,yang mengecewakan bagi penulis adalah saat wakil dari
anggota MPR menjawab jika anggota dewan mengantuk saat rapat kerja maka itu
sesuatu yang manusiawi karena mahasiswa juga sekarang merasakan duduk di ruang
rapat anggota dewan yang sangat nyaman.Penulis rasa itu bukan menjadi alasan
anggota dewan tidur saat rapat kerja karena itu memang merupakan kewajiban dari
anggota dewan untuk berusaha membahas persoalan bangsa dan dicari penyelesainya
agar rakyat dapat hidup sejahtera bukan malah tidur atau bersikap anarki karena
pendapatnya tidak di dengar,hal tersebut sangat tidak mencerminkan nilai-nilai
empat pilar kebangsaan yang seharusnya diterapkan oleh para wakil rakyat
bertindak,hal tersebut sangat menjadi sorotan masyarakat lewat media masa yang
saat ini sangat bebas memberitakan tentang berbagai sikap oknum anggota dewan
yang tidak pantas
Gambar 1 Ruang Sidang MPR DPR |
Gambar
1 adalah gambar yang diambil sewaktu penulis melaksanakan kunjungan ke MPR dan
diterima disebuah ruangan rapat yang sangat nyaman sampai membuat mengantuk
sesorang yang duduk diatas kursi didalam ruangan rapat tersebut,mungkin hal itu
merupakan salah satu faktor yang sering membuat anggota dewan tidur saat rapat
rutin sehingga tidak maksimal dalam melaksanakan tugas.
Solusi
yang dapat penulis usulkan adalah menekankan pada contoh yang harus diberikan
oleh para wakil rakyat di senayan dan pejabat pemerintahan lainya.Selama ini
upaya sosialisasi empat pilar kebangsaan hanya digaungkan untuk masyarakat awam
para pelajar dan mahasiswa,padahal pejabat negara juga perlu sosialisasi dan
berbagai pembekalan untuk meningkatkan penerapan nilai-nilai empat pilar
kebangsaan dalam birokrasi agar dapat menjadi contoh yang baik sebelum
mensosialisasikan ke masyarakat. Upaya yang
dapat dilakukan untuk mensosialisasikan keempat pilar kebangsaan kepada
para pejabat pemerintah dapat dengan kegiatan-kegiatan seperti pembekalan dan sosialisasi
secara langsung kepada seluruh pejabat upaya ini dilaksanakan untuk memberikan
beban moral kepada para pejabat negara agar lebih mawas diri dalam berperilaku
karena mereka juga merupakan agen sosialisasi empat pilar pembangunan
tersebut,jika para pejabat telah memperoleh pembekalan mereka wajib
mensosialisasikanya kepada masyarakat dalam berbagai bentuk menurut fungsi
jabatan mereka ,karena sosialisasi empat pilar kebangsaan harus dilaksanakan
oleh semua lembaga negara jika perlu dibentuk badan khusus untuk
mensosialisasika dan menghidupkan kembali nilai-nilai empat pilar kebagsaan,pejabat
harus mensosialisasikanya terhadap masyarakat sebagai bukti komitmen bahwa
mereka benar-benar serius untuk menerapkanya dalam birokrasi selaku
kapasitasnya sebagai wakilrakyat.Dengan penandatangan komitmen empat pilar di
depan masyarakat agar ada beban moral tersendiri apabila akan bertindak yang
tidak sesuai dengan pilar kebangsaan,tidak perlu merasa malu mendapatkan
sosialisasi karena pada kenyataanya memang para pejabat tidak menerapkan empat
pilar kebangsaan dalan birokrasi indonesia,empat pilar berbangsa tidak hanya
dimasyarakatkan kepada masyarakat awam tetapi juga diterapkan melalui sikap
diri sendiri dari pejabat itu agar dapat menjadi teladan bagi masyarakat dan
kemudian melaksanakan pendekatan serta menjadi mitra bagi masyarakat dalam
pelaksanaan empat pilar dalam masyarakat,dan tentang mengantuk dijadikan
sesuatu hal yang manusiawi bagi para anggota dewan yang memang keadaan ruangan
yang ber AC dan sangat nyaman alangkah baiknya ruangan rapat tidak didisain
seperti itu yang membuat seseorang menjadi mengantuk dan menjadi hal yang
dianggap biasa saat anggota dewan tidur di rapat kerja.Dengan contoh yang baik
akan menimbulkan semangat rakyat untuk turut serta dalam penerapan empat pilar
dalam berbangsa dan bernegara dengan demikian bangsa indonesia akan
mengenal,memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam
empat pilar kebangaan yang menjadi landasan idiil kehidupan bangsa.
SIMPULAN
Berbagai
persoalan yang sedang dihadapi oleh bangsa indonesia disebabkan karena
lunturnya nilai empat pilar kebangsaan,sosialisasi perlu dilaksanakan seperti
program yang dicanangkan oleh MPR tetapi sosialisasi juga perlu dilaksanakan
diberbagai lembaga negara dan instansi pemeintahan karena tidak dapat
dipungkiri pejabat banyak yang tidak mengamalkan empat pilar kebangsaan padahal
mereka sebagai wakil rakyat perlu menjadi contoh yang baik bagi masyarakal.Dengan
disosialisasikanya empat pilar seharusnya menjadi motivasi para pejabat negara
untuk membenahi diri agar dalam berbangsa sesuai dengan empat pilar kebangsaan.
Pejabat Negara harus mampu menjadi mitra bagi masyarat dalam penerapan empat
pilar kebangsaan serta dapat berkomitmen untuk menerapkanya dalam birokrasi
Indonesia. Dengan contoh yang baik akan menimbulkan semangat rakyat untuk turut
serta dalam penerapan empat pilar dalam berbangsa sebagai pedoman menghadapi berbagai
tantangan, maka hidupkanlah kembali empat pilar berbangsa dan bernegara !
DAFTAR PUSTAKA
Alie,M.2012.”Sosialisasi
4 Pilar Perlu Didukung dan Diperkuat”.Majelis 4 September, hal 26,kol.1.
Darmaputera,E.1998.Pancasila:
Identitas dan Modernitas Tinjauan Etis dan Budaya.Jakarta:BPK Gunung Mulia.
Handoyo,E.dkk.2010.Pancasila dalam Perspektif Kefilsafatan
& Praktis.Jogjakarta: Ar- Ruzz
Media
Kansil,C.S.T.2011.Empat Pilar Berbangsa dan Benegara. :
Jogjakarta:PT Rineka Cipta
Sugito A.T.dkk.2011.Pendidikan Pancasila.Semarang:
Pusat Pengembangan MKU/MKDK-LP3 Universitas
Negeri Semarang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar