PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Wilayah kecamatan Gunungpati menjadi salah satu kawasan
yang ditetapkan sebagai area resapan di Kota Semarang,tetapi dalam kenyataanya
kawasan ini berkembang sangat pesat terutama pada bidang pembangunan yang
menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan,hal ini sangat ironis jika dilihat
kawasan gunungpati yang terus dalam proses pembagunan dengan mengatasnamakan
kebutuhan sebagai alasan dari mulai pembangunan rumah warga, Poho-pohon
ditebang padahal Satu pohon memiliki sejuta manfaat bagi kelangsungan hidup
berbagai makhluk hidup. Namun, beberapa tahun belakangan ini, pesatnya
pembangunan menyebabkan banyak pohon ditebang dan dikorbankan. Hilangnya satu
pohon telah memutus mata rantai kehidupan. Beberapa jenis hewan berkurang
jumlahnya dan hampir punah karena habitat mereka rusak. Pohon ditebang
menyebabkan panas bumi meningkat, jumlah pasokan oksigen semakin berkurang dan
tingkat polusi udara cenderung meningkat. Demikian pula jumlah pasokan air
dalam tanah semakin berkurang sehingga mengakibatkan masyarakat kesulitan
memperoleh air bersih. Gundulnya hutan menyebabkan abrasi, longsor hingga
banjir bandang.tetapi ini memang yang terjadi di kawasan Gunungpati lapak-lapak
tempat berjualan, toko-toko, warung makan, kost-kostan dan
sebagainya.Universitas Negeri Semarang yang berada dalam kawasan gunungpati
menjadi pelopor sekaligus model dalam membangun kawasan yang berorientasi
pembangunan berkelanjutan berwawasa berkelanjutan sesuai kaidah konservasi
tidak dipungkiri justru menjadi faktor pendorong masyarakat dalam mempercepat
pembangunan daerah ini,tetapi sangat disayangkan pembangunan tersebut jauh dari
pola pembangunan berkelanjutan yang ada justru warga gunungpati berlomba-lomba
membangun usaha-usaha baru untuk memperoleh keuntungan dengan tidak
memperhatikan prinsip-prinsip etika lingkungan,ini menjadi hal yang menarik
bagi penulis untuk membahas lebih lanjut artikel ini.
B. Rumusan
Masalah
1. Apakah
pembangunan di kawasan Gunungpati sesuai dengan prinsip etika lingkungan hidup
?
2. Apakah
solusi untuk menangani dampak negatif dari
alih fungsi lahan di wilayah Gunungpati ?
TINJAUAN PUSTAKA
Teori
Etika Lingkungan Hidup
Keraf (2005: 143-159)
memberikan minimal ada Sembilan prinsip dalam etika lingkungan hidup yaitu :
1.
Prinsip Sikap hormat
terhadap alam (Respect for nature)
2.
Prinsip Tanggung jawab
(Moral responsibility for nature)
3.
Prinsip Solidaritas kosmis
(Cosmis solidarity )
4.
Prinsip Kasih sayang dan
keperdulian terhadap alam ( Caring for
nature )
5.
Prinsip Tidak merugikan ( No
harm )
6.
Prinsip Hidup sederhana
dengan selaras dengan alam
7.
Prinsip Keadilan
8.
Prinsip Demokrasi
9.
Prinsip Integritas moral
PEMBAHASAN
A.Kesesuain pembangunan di kawasan Gunungpati
dengan prinsip
etika
lingkungan hidup
Pengelolaan
sumber daya alam di Wilayah gunungpati khususnya pepohonan dewasa ini belum
dirasakan manfaatnya justru semakin sedikitnya lahan yang ditanami pohon akibat
dari pembangunan yang tidak sesuai dengan prinsip etika lingkungan pengelolaan
sumber daya alam tersebut belum memenuhi prinsip-prinsip keadilan dan
keberlanjutan. Selain itu lingkungan hidup juga menerima bebab pencemaran yang
tinggi akibat pemanfaatan sumber daya alam dan aktivitas warga sekitar yang
tidak memperhatikan pelestarian lingkungan.Menurut pendapat penulis mayoritas
dari wargagunungpati sekarang ini tidak menerapkan dengan baik prinsip etika
lingkungan hidup dapat dilihat dari banyaknya bangunan-bangunan yang didirikan
di wilayah gunungpati berupa pertokoan yang sebenarnya tidak difungsikan
padahal pada proses pembangunanya sudah menebang banyak pohon,merusak tumbuhan
hijau yang ada di sekitar lahan yang tidak mencerminkan sikap hormat terhadap
alam(respect for nature),bahkan pembangunan yang tidak mencerminkan pembangunan
berkelanjutan tersebut yang memangkas habis seluruh pohon tanpa sisa di lahan
yang akan di bangun dan dimanfaatkan tersebut di lakukan oleh kelompok atau
kolektif mereka menganggap lahan yang ada memang untuk kepentingan mereka dalam
memenuhi kebutuhan sangat tidak sejalan dengan prinsip moral
responsibility,seharusnya masyarakat gunungpati dapat mengontrol pembangunan
dan pemanfaatan lahan yang berlebihan dalam batas-batas keseimbangan kosmis
serta mendorong masyarakat untuk mengambil kebijakan yang pro alam tetapi pada
kenyataan jika sedang terjadi proses pembangunan yang kurang sesuai dengan
cosmis solidarity masyarakat hustru sangat mendukung karena dapat menambah
penghasilan mereka lewat tenaga kerja yang dibutuhkan dan lain
sebagainya.Sedangkan dalam prinsip caring for nature sekarang ini jarang sekali
terlihat dikawasan gunungpati,kebanyakan jika masyarakat menanam pohon hanya untuk
kemudian ditebang dan dujual bukan semata mata karna kasih sayang terhadap alam
tanpa mengharapkan balasan berupa keuntungan pribadi.Prinsip no ham juga sering diabaikan dapat dilihat dari
pembangunan rumah,kost yang sangat besar dan mmewah yang sebenarnya tidak perlu
dibangun sedemikian rupa hingga memakan lahan yang sangat luas.Prinsip keadilan
juga belum diterapkan pada masyarakat gunung pati misalnya sumber air yang
dikelola oleh beberapa orang yang keudian dieksploitasi dan dijual ke kost-kost
seperti air mineral dan sebagainya.Prinsip demokrasi juga belum secara penuh
diterapkan karena kebijakan-kebijakan yang diambil mayortas hanya dari pejabat
desa atau warga yang dominan saja di kalangan gunungpati. Prinsip integrasi
moral yang sangat menjadi sorotan karena pejabat publik kurang tegas dalam
kebijakan-kebijakan lingkungan tidak mengaplikasikan prinsip integrasi moral
dengan baik memberikan izin membuat bangunan tanpa mengadakan sosialisasi
tentang pembangunan berwawasan lingkungan yang seharusnya diketahui oleh
masyarakat gunungpati.
B.Solusi menangani dampak alih fungsi lahan wilayah Gunungpati
One Tree For
One People sebagai alternative pembangunan berwawasan lingkungan di gunug pati,
ini dapat terealisasi jika pejabat public mengeluarkan kebijakan mewajibkan
satu orang warga untuk wajib menanam satu pohon dilingkungan tempat tinggalnya,ataupun
tempat usaha warga seperti toko,tempat makan,warnet dan sebagainya untuk
menyisihkan lahan untuk ditanami tanaman hijau ataupun dapat juga melalui kesepakatan
masyarakat yang dikoordinir untuk program tersebut guna mewujudkan gunungpati
yang memang sudah ditetapkan sebagai area resapan di kota semarang.Program ini
dapat dijalan kan dengan kesadaran dari masing-masing individu sesuai dengan
prinsip etika lingkungan hidup semata mata untuk kebaikan bersama agar
ekosistem tetap terjaga dengan banyaknya pohon,pohon-pohon yang sudah ditanam
kemudian di monitoring oleh badan yang dibentuk khusus oleh pihak kecamatan
agar tetap tumbuh dengan subur,dan bagi warga yang menyalahi atura agar diberi
sangsi karena hal ini merupakan ketegasan bagi dampak negatinf alih fungsi
lahan menjadi bangunan-bangunan yang digunakan warga sehingga pohon-pohon
menjadi berkurang.Program ini juga sesuai dengan prinsim integrasi moral untuk
para pejabat public agar mempunyai sikap dan perilaku yang terhormat serta
memegang teguh prinsip-prinsip moral yang mengamankan kepentingan umum melalui
program yang pro lingkungan.
KESIMPULAN
Pengelolaan sumber daya alam di Wilayah gunungpati khususnya
pepohonan dewasa ini belum dirasakan manfaatnya justru semakin sedikitnya lahan
yang ditanami pohon akibat dari pembangunan yang tidak sesuai dengan prinsip
etika lingkungan,One Tree For One People dapat digunakan sebagai alternative
kebijakan pembangunan berwawasan lingkungan di gunug pati untuk mengurangi
dampak negative dari alih fungsi lahan agar keseimbangan ekosistem tetap
terjaga.
DAFTAR
PUSTAKA
Keraf,A.Sonny.2005.Etika
Lingkungan.Jakarta.Penerbit Buku Kompas
Pendidikan lingkungan
hidup.2010.Universitas Negeri Semarang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar