Kamis, 13 Juni 2013

GANG SADAR GANG PROSTITUSI



BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Gang Sadar sebagai salah satu gang yang berada di wilayah banyumas jawa tengah yang merupakan satu wilayah kabupaten dengan penulis,gang sadar bukan sembarang gang banyak sisi lain dari gang sadar yang membuatnya terkenal di berbagai wilayah.Menelusuri gang ini sangat berbeda dengan gang di komplek perumahan pada umumnya. Terletak di sebelah timur Jalan raya Baturraden-Purwokerto Jawatengah. Gang Sadar (GS) populer dengan wanita-wanita cantik yang bisa di boking untuk berkencan. Aktifitas penghuni mulai tampak menjelang bedug maghrib. Mereka bekerja melayani tamu bersuka ria untuk melepaskan kebutuhan biologis. Kebanyakan penghuni kos RT 05 dan 07 RW II Desa Karang Manggu Kecamatan Baturraden datang dari luar kota. Kehidupan disini tidak segelamor yang tampak dari luar. Banyak cerita dan alasan mereka bekerja disini. Yang jelas, mereka bekerja hanya menggunakan emosi tanpa mempedulikan hati kecil yang memberontak. Pekerjaan yang sangat iden penjaja seks sudah tidak asing lagi di telinga kita. Di setiap sudut ibu kota Jakarta sering kita melihat paraan gang sadar ini adalah pekerja seks komersial (PSK).Fenomena wanita penjaja seks komersial memang sudah tidak asing lagi ditelinga kita.Di sudut kota-kota besar sering kita melihat para wanita pekerja seks komersial beraksi mencari para lelaki hidung belang .Bahkan fenomena ini menyentuh ke wilayah-wilayah kecil seperti di wilayah baturaden kabupaten banyumas ini yang jika di bandingkan dengan kota-kota besar hanyalah sebuah wilayah kecil di sudut kabupaten banyumas.Hal ini terkadang dianggap sangat tabu oleh masyarakat daerah banyumas ,mengingat Negara kita adalah Negara dengan adat ketimuran dan memiliki norma-norma yang sangat kental di masyarakat akan tetapi kita masih sering melihat fenomena ini terjadi di masyarakat ,seolah-olah telah terjadi pergeseran nilai sehingga hal tersebut dianggap sebagai hal yang biasa.
     Pekerja seks komersial dalam kehidupan sehari-hari merupakan salah satu penyimpangan sosial dalam kehidupan bermasyarakat,PSK? Terkadang kita tidak asing mendengar singkatan itu, karena sering menjadi perbincangan masyarakat.Bagaimana mungkin seorang wanita menjajakan dirinya kepada para lelaki hidung belang,hal ini sangat tidak wajar,bahkan sebagian orang memandang sebelah mata terhadap para PSK tanpa melihat sisi kehidupan lain para wanita pekerja seks tersebut.Sebenarnya kita tidak sepantasnya memandang mereka secara rendah,karena sebenarnya merekapunpunya sisi kehidupan yang lain yang mungkin tidak dapat kita rasakan sebagai manusia normal.Banyak hal yang dapat kita pelajari dari seorang pekerja seks komersial,contohnya saja kita dapat mengambil hikmah bahwa seorang manusia tidak ada yang sempurna ,sekalipun manusia tersebut terlihat bijaksana dimata manusia lainya percaya ataupu tidak menjadi seorang pekerja seks komersialpun membutuhkan pengorbanan baik dari segi fisik terlebih lagi mental.Kehidupan PSK sebenarnya termasuk kedalam perilaku menyimpang. Perilaku menyimpang sering disebut deviasi sosial. Perilaku menyimpang merupakan segala  bentuk tutur kata atau perbuatan yang tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial dalam masyarakat. Segala hal yang bertentangan dengan peraturan akan dianggap sebagai perilaku menyimpang.  Kemungkinan besar PSK biasa dibilang memiliki kekurangan yang bersumber pada faktor-faktor ekonomis, biologis , biopsikologis dan kebudayaan sosia . Dari faktor ekonomis masalah sosial itu sendiri biasanya disebabkan oleh ketidakmampuan       seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidup sendiri maupun keluarganya secara layak. Masalah sosial yang disebabkan oleh faktor budaya menunjukan adanya ketidaksesuaian pelaksanaan nilai,norma,dan kepentingan sosial akibat adanya Mengungkap sisi kehidupan para PSK di gang sadar dan dampak negative juga dampak positif terhadap masyarakat sekitar melatar belakangi saya, untuk meneliti hal tersebut. Karena menurut saya hal tersebut menarik untuk diungkapkan sebagai fenomena penyimpangan sosial  dimasyarakat yang belum bisa ditemukan solusi dan pemecahan masalah tersebut. Mengingat  fenomena PSK yang ada digang sadar sering menjadi buah bibir masyarakat yang selalu hangat untuk dibicarakan.Menjadi lebih menarik ketika kita bisa melihat dan terjun langsung untuk melihat kehidupan para PSK tersebut , karena kita dapat lebih mengerti dan mendapatkan pelajaran dari hal yang telah saya teliti,bahkan saya bisa lebih menghargai pekerjaan mereka.
Informan yang bersedia untuk kami wawancarai merupakan dua orang PSK dan masyarakat sekitar. Hal menarik yang bisa kita ambil dari penelitian ini yaitu saat berbincang-bincang dengan Informan, walaupun pada awalnya saya ragu untuk mengungkapkan maksud dan tujuan saya tetapi perbincangan dengan Informan berlangsung hangat dan mengasyikan, informan bersedia untuk membicarakan latar belakang kehidupannya dan bersedia pula untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan terhadap informan. Beruntung informan sangat membantu dalam penyelesaian observasi yang saya buat  sehingga saya dapat mengkaji ulang dan mengolah data-data yang saya buat secara lebih mendalam.  
Banyak hal yang dapat saya pelajari dari observasi penelitian dan wawancara yang saya lakukan bersama Informan, dengan seperti itu saya dapat lebih mengetahui dan mengerti dengan apa yang terjadi pada seorang PSK di gang sadar, dan kami pun lebih tahu bagaimana seharusnya kami memperlakukan, menghargai seorang PSK.   Tidak salah saya mengangkat  tema ini dan tidak salah pula saya memilih mereka sebagai informan saya, karena saya bisa mendapatkan data yang akurat, dengan mendapatkan data hasil dari wawancara kami bersama para informan .Semua tata kehidupan para PSK sehari hari di gang sadar ini dan interaksi terhadap para masyarakat sekitar sangat menarik keterkaitanya satu sama lain,untuk saya kupas dan saya bahas secara lebih mendalam tentang interaksi kehidupan mereka

B.Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah,maka peneliti merumuskan beberapa pertanyaan yang akan dijawab melalui penelitian ini . Dengan demikian dapat dirumuskan masalah utama dari penelitian ini adalah :
Bagaimana potret kehidupan digang sadar ?
Bagaima konsep Diri seorang PSK?
Apa faktor penyebab seseorang menjadi PSK di gang sadar ?
Apa saja akibat yang timbul dari adanya PSK di gang sadar ?
Bagaimana Interaksi sosial PSK penghuni gang sadar ?
Bagaimana Solusi dari permasalahan di Gang Sadar ?

C.Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi tugas pengganti mid semester mata kuliah Studi Masyarakat Indonesia,dalam hal ini untuk mengkaji interaksi sosial yang terjadi diantara Pekerja Seks Komersial (PSK) penghuni rumah huni (lokalisasi) gang sadar dengan masyarakat sekitarnya.

D.Manfaat
1.Manfaat Teoritis
            Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas tentatang factor-faktor yang mempengaruhi konsep diri seseorang khususnya konsep diri seorang pekerja seks komersial(PSK) hal ini akan memberi gambaran dan pengetahuan baru akan konsep diri dalam dunia realitas masyarakat yang disesuaikan dengan konsep-konsep teoritis dalam mata kuliah studi masyarakat Indonesia.
2.Manfaat Praktis
            Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi nyata dalam melakukan penyadaran akan konsep diri perempuan pekerja seks komersial, harapanya akan muncul motivasi dan niat untuk meninggakan aktivitas prostitusi dan dapat diterima di masyarakat kembali .Penelitian ini juga diharapkan mampu meberikan masukan kepada lembaga yang meangani masalah sosial secara langsung sehingga dapat memudahkan dalam mengambil sebuah kebijakan terhadap keberadaan pekerja seks komersial(PSK).Kepada pengelola kepariwisataan akan berguna untuk mengambil kebijakan yang tepat terkait dengan aktivitas prostitusi di dalamnya.

E.Metode
            Penelitian tefokus pada terbentuknya konsep diri perempuan pelacur (PSK) di gang sadar baturaden dan factor-faktor yang mepengaruhinya.Penelitian ini dilakukan di gang sadar di lingkungan objek Wisata Baturaden .Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif sehingga data yang diperoleh dari infoman dapat mewakili keseluruhan sumber data.
            Melihat metode penelitian yang deskriptif kualitatif ,maka teknik pemilihan informan yang digunakan adalah purposive sampling.Informan utama dari struktural dipilih berdasarkan kriteria :
A.    Perempuan yang tinggal dan menetap di lingkungan gang sadar ; menjadi PSK adalah mata pencaharian utama ; dan telah menjadi pelacur (PSK) minimal enam bulan. Asumsi waktu enam bulan ini sudah dianggap mengerti betul dunia pelacuran di Lokasi Wisata Baturaden . Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam ( Indepth Interview ), observasi dan dokumentasi.
F.Tempat dan Waktu observasi
Tempat atau lokasi: Gang Sadar, Baturaden,Kota Purwokerto
Waktu penelitian : Sabtu, 29 September 2012
G.Tinjauan Pustaka
Interaksi Sosial
            Dalam kehidupan manusia interaksi sosial merupakan kunci kehidupan , karena tanpa interaksi tidak akan tercapai kehidupan besama. Interaksi sosial dalam literatur psikologi sosial diartikan sebagai suatu hubungan antara dua orang atau lebih individu manusia ketika individu yang satu mempengaruhi , mengubah atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya (Gerungan,2004) . Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis , menyangkut hubungan antara individu , antara kelompok ,maupun antara individu dengan kelompok . Interaksi sosila juga mempunyai arti sebagai proses sosial yang menyangkut interaksi antar pribadi, kelompok dan antar pribadi dengan kelompok.Didalam interaksi sosial memungkinkan individu menyesuaikan dengan yang lain atau sebalinya.Pengertian penyesuaian dalam konteks ini mempunyai arti yang luas yaitu bahwa individu dapat meleburkan diri dengan keadaan sekitarnya atau sebaliknya individu dapat mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan dalam diri individu sesuai dengan apa yang diinginkan oleh individu yang bersangkutan ( Soekanto. 2002 )
            Berlangsungnya proses interaksi di dasarkan berbagai factor yang mempengaruhi.Menurut walgito (1982) terdapat beberapa factor yang mendasarip proses  interaki sosial meliputi : a) factor imitasi : yaitu keinginan untuk meniru orang lain.imitasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses interaksi sosial sebab dapat menerangkan mengapa dan bagaimana dapat terjadi keseragaman dalam pandangan dan tingkah laku diantara orang banyak. Melalui imitasi seseorang dapat  mewujudkan sikap-sikap , ide-ide ,dan adat istisadat dalam suatu keseluruhan kelompok masyarakat sehingga seseorang itu dapat lebih melebarkan dan meluaskan hubungan-hubunganya dengan orang-orang lain. (Gerungan.2004);b)Faktor Sugesti, yaitu pengaruh psikis yang datang dari orang lain yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik dari individu yang bersangkutan . Sugesti dapat berupa Auto- sugesti yaitu sugesti terhadap diri sendiri dan hetero-sugesti dan sedang hetero-sugesti adalah sugesti yang datang dari orang lain atau pengaruh dari lingkungan;c)Fator identifikasi,yaitu kecenderugan-kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain bersifat lebih mendalam dari pada imitasi sebab dapat membentuk kepribadian seseorang.Proses identifikasi dapat berlangsung secara sendirinya (semua tak sadar) atau dengan sengaja sebab kadang-kadang seseorang mempunyai tipe-tipe ideal tertentu di dalam proses kehidupanya;dan d) factor simpati yaitu perasaan tertarik kepada orang lain yang timbul tidak atas dasar logis rasional , tapi atas dasar perasaan atau emosi.   
Prostitusi Sebagai Masalah Sosial
            Salah satu masalah sosial yang saat ini semakin marak karena dianggap sebagai salah satu bentuk pelanggaran terhada norma-norma masyarakat adalah masalah pelacuran dan prostitusi.Pelacuran atau prostitusi dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan yang bersifat menyerahkan diri kepada umum untuk melakukan perbuatan-perbuatan seksual dengan mendapatkan upah.Persoalan ini membawa pengaruh besar terhadap permasalahan moral
            Prostitusi,pelacuran,penjaja seks, atau persundalan adalah peristiwa penyerahan tubuh oleh wanita kepada banyak laki-laki(lebih dari satu) dengan imbalan pembayaran guna disetubuhi dan sebagai pemuas nafsu seks si pembayar,yang dilakukan diluar pernikahan.Sedangkan yang dimaksud dengan pelacur , wanita tuna susila,wanita penjaja seks adalah wanita yang pekerjaanya menjual diri kepada siapa saja lakii-laki yang membutuhkan pemuas napsu seksua  atau dengan kata lain adalah wanita yang melakukan hubungan seksual dengan banyak laki-laki diluar pernikahan,dan sang wanita memperoleh imbalan dari lakilaki yang menyetubuhinya ( Siregar,dalam winaya 2006) berpendapat bahwa pelacuran adalah suatu bentuk perhubungan kelamin diluar pernkahan denganpla tertentu,yakni kepada siapapun secara terbuka dan hamper selalu dengan pembayaran baik untuk persembahan maupun kegiatan seks lainya yang memberi kepuasaan yang diinginkan oleh yang bersangkutan.
            Menurut Soedjono ,motif-motif atau factor penyebab yang melatarbelakangi tunbuhnya pelacuran atau praktek prostitusi adalah :
1.      Tekanan ekonomi
2.      Aspirasi materil yang tinggi dalam diri wanita dan kesenangan ketamakan terhadap pakaian-pakaian indah dan perhiasan mewah.Ingin hidup mewah-mewahan namun malas bekerja.
3.      Rasa ingin tahu yang besar terhadap masalah seks khususnya untuk remaja yang kemudian masuk kedalam dunia pelacuran oleh bujukan-bujukan orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
4.      Dekadensi moral,merosotnya norma-norma susila dan keagamaan.
5.      Adanya kebudayaan eksploitasi pada jaman modern khususnya terdapat kaum lemah (wanita) untuk tujuan komersial
6.      Peperangan dan masa kacau di dalam negeri meningkatkan pelacuran
7.      Adanya proyek-proyek pembangunan dan pembukaan daerah pertambangan dengan konsentrasi kaum pria sehingga mengakibatkan ketidakseimbangan rasio kaum pria dan wanita di daerah tersebut
8.      Perkembangan kota-kota daerah pelabuhan dan industry yang sangat cepat  dan menyerap urbanisasi tanpa ada jalan keluar untuk mendapatkan pekerjaan kecuali menjadi WTS bagi anak-anak gadis.
9.      Bertemunya bermacam-macam kebudayaaan asing dan kebudayaan setempat.
Dalam masalah pelacuran,sikap ketidak kritisan ini terlihat kepada masyarakat yang memandang PSK sebagai pendosa,namun justru sebagai korban dosa structural akan memudahkan kita mengambil akar permasalahan.Yang harus dipikirkan adalah kemiskinan yang menyebabkan pelacuran,budaya bias gender,kekerasan terhadap perempuan dan berbagai system yang tidak adil.Pelabelan PSK sebagai pendosa kenyataanya memperburuk ststus PSK di masyarakat dan mengakibatkan PSK semakin sulit kembali sebagai manusia normal yang diterima didalam masyarakat.Doktrin tentang dosa juga akan melanggengkan posisi PSK sebagai pihak tertindas karena kemudian masyarakat sering menganggap penderitaan PSK adalah pantas didaptkan pendosa.Doktri dosa tersebut harus dihilangkan dan sebaliknya rasa simpati dan kasih sayang kepada para PSK harus diberikan.
Konsep Diri
Konsep Diri dapat dimaknai sebagai cara memandang diri sendiri,karena persepsi tidak selalu terhadap orang lain tetapi juga terhadap diri sendiri. Seseorang cenderung menilai mereka berdasarkan bagaimana “menurut dirinya” orang telah mempesepsi dan menilai diri mereka.Misalnya ketika seorang perempuan dipersepsikan orang lain sebagai perempuan yang baik di masyarakat,maka orang tersebut akan berusaha menjadi permpuan yang baik pula. Konsep sesorang dalam memandang diri sendiri akan mempengaruhi cara penilaian orang tersebut terhadap orang lain,karena selamanya cara menilai seseorang akan dilihat dari sudut pandangnya sendiri.Definisi konsep diri menurut Wiiliam D. Brooks (dalam Rakhmat ,2004) adalah those,physical.sosial,and psychological,perceptions of ourselves that we have derived from experiences and our interaction with other.jadi konsep diri adalah pandangan dari perasaan terhadap diri sendiri yang bersifat psikologi ,sosial dan fisik yang diakibatkan karena pengalaman dan hasil interaksi dengan orang lain.Faktor yang mempengaruhi konsep diri adalah orang laid an kelompok rujukan. Secara sederhana   Harry Sullivan (dalam Rakmat,2004) menjelaskan bahwa seseorang dapat mengenal dirinya dengan mengenal orang lain terlebih dahulu.
Dalam kasus perempuan menjadi pelacur seperti yang ada di lokasi Wisata Baturaden maka akan sangat dimungkinkan untuk berubah menjadi perempuan bermartabat atau terbebas dari pelacuran bila dalam dirinya mempunyai konsep diri yang positif dan mendapat penilaian yang positif dari orang lain atau masyarakat.Secara praktis,konsep diri untuk menjadi perempuan yang bemartabat ini akan terbentuk bila mendapat penilaian positif dari masyarakat yang bisa menerima keadaan masalalunya.Akan tetapi bila tetap berada dalam lokasi pelacuran yang selalu mendapat penilaian negative dari masyarakat sekitar,seperti yang dihasilkan dalam penelitian Siskarini (2007) yang menganggap buruk pekejaan sebagai pelacur,maka akan sulit untuk mendapatkan penilaian positif tersebut.Konsekuensinya,mereka akan selalu menilai dirinya rendah atau berkonsep diri negative.Penilaian lain dari masyarakat adalah menjadi perempuan baik bila berhenti dari dunia pelacuran.Suatu hal yang sangat sulit apabila dilakukan bila masih berada dalam kendali dalam system patriarki yang menjadikan perempuan selalu di bawah dominasi laki-lakI.
Faktor kedua adalah kelompok rujukan,yaitu adanya kelompok hidup atau kelompok masyarakat sangat menetukan bagaimana seseorang tersebut berperilaku. Hal ini dapat mengikat seperti ikatan emosional atau aturan hidup yang berlaku (norma-norma berkelompok/bermasyarakat) kelompok rujukan ini berpengaruh terhadap pembentukan seseorang dan selalu menjadikan rujukan yang dapat mengarahkan perilakunya dan meyesuaikan dirinya dengan cirri-ciri kelompoknya. Dalam kasus perempuan menjadi pelacur di gang sadar Lokasi Wisata Baturaden . Hal inilah yang sebenarnya bisa dilakukan untuk membantu menyelesaikan pemasalahan perempuan seiring bertambahnya jumlah pelacur perempuan di lokalisasi gang sadar tersebut meskipun penilaian negatif terhadap pekerjaan itu juga semakin besar.



BAB II
PEMBAHASAN
Hasil dan Pembahasan
            Gambaran para perempuan PSK Lokasi Wisata Baturaden berada pada usia produktif dengan beragan asal daerah baik dari Jawa Tengah akan tetapi minus yang berasal dari kabupaten Banyumas dan dari Jawa Barat.Umur terendah yang di terima menjadi PSK menurut narasumber adalah 17 tahun ,karena di bawah usia itu akan terkena kasus trafficking.Ada alas an bahwa PSK asal kabupaten sendiri dihindari dan dikenal system rolling atau pertukaran tempat bagi PSK pada waktu tertentu.Nama-nama dalam penelitian ini sengaja di samarkan.
1.      Fenomena Potret Kehidupan Di Gang Sadar
Gang Sadar merupakan salah satu aset yang dimiliki oleh daerah purwokerto banyumas ,tepatnya berada di wilayah Rt 05 dan Rt 07 Rw 02 desa karang manggu kecamatan baturaden.  Gang Sadar termasuk tempat yang cukup dikenal masyarakat jawa tengah bahkan keberadaannya telah menjadi rahasia umum sebagai tempat prostitusi terorganisir dan terpusat. Disamping itu tempat ini juga dikenal dengan wanitanya yang cantik-cantik sehingga tidak heran jika yang datang ke tempat ini kebanyakan laki-laki dari luar kota.
Pada hakekatnya banyak lelaki hidung belang yang sering datang untuk mencari kesenangan sesaat ditempat tersebut  berasal dari luar daerah atau pendatang. Pelaku Portitusi didaerah Gang Sadar banyak yang berasal dari kalangan mahasiswa, pelajar , dan pengangguran. Dari narasumber  yang terpercaya setiap transaksi selalu melalui mucikari atau yang disebut germo .

2.      Konsep Diri Perempuan Pelacur Gang Sadar Lokasi Wisata Baturaden
Berdasar hasil observasi dalam proses penelitian terlihat kebanyakan PSK perempuan seperti perempuan umumnya yang tidak menjadi PSK di luar gang sadar baturaden.Dalam keseharian diwaktu pagi hingga siang hari atau ketika mereka tidak bertugas maka mereka tidak berdandan atau menggunakan make up yang tebal,memakai baju yang cukup normal atau tidak menantang/me,buka aurat secara berlebihan , mereka hidup santai dalam arti dapat melakukan bercanda/senda gurau , sarapan , saling berbicara diantara mereka , saling membantu , membeli jajan dari pedagang yang memasuki kawasan gang sadar bahkan membantu menyuapi makan dari induk semangnya.
Agak berbeda ketika memasuki waktu sore hari hingga malam menjelang pagi terlihat mereka berdandan dengan make up dan parfum yang sengaja ditujukan untuk menarik perhatian pelanggan.Mereka duduk mennggu pelanggan yang akan melihat atau menggunakan jasa mereka di ruang tamu pada deretan kursi yang tersedia.Di gang sadar berlaku aturan bahwa pelanggan di larang menggunakan jasa PSK di dalam lokalisasi, akan tetapi harus keluar dari lokalisasi dengan menyewa tempat penginapan yang berada di sekitar obyek wisata baturaden atau ketempat yang lain yang disepakati. Karena itu berdasarkan keterangan tenaga pengantar peneliti setiap tamu yang akan menggunakan jasa PSK di Lokasi Wisata Baturaden akan dikeai kewajiban lapor di depan pintu masuk penjagaan lokalisasi ketika akan membooking seorang PSK.Alasan utamanya adalah untuk menjaga keamanan PSK itu sendiri ketika melayani tamu pelanggan dari tindakan-tindakan yang tidak diinginkan.
Dalam wawancara pada bunga ini menyebukan tindakan berdandan sebagai sesuatu yang wajar bahkan harus dilakukan mereka seperti disampaikan berikut ini :
Yang kita tawarkan kan diri kita,lha kalau kita tidak menarik apa ya pelanggan itu mau sama kita mbak. Juju aja,kalau kaya sekarag ini (tidak dandan) masak ada yang mau sama kita ? “
Lebih lanjut ketika ditanyakan apa yang menarik atau dianggap paling menarik dari dirinya ,bunga menyebutkan :
Apa yah mbak, mbak lihat sendiri aja deh …kira-kira apa yang menarik dari saya,hehehe… kalau dari laki-laki,saya jujur tertarik pada yang berbulu hehehe… apa lagi kalau dadanya berbulu, kesanya jantan gitu. Tapi kalau dari saya, apa ya ? “
Dari penampilan fisik bunga ketika berdandan,Nampak seorang bunga adalah wanita matang dengan tubuh cukup besar ( agak gemuk ),berkulit agak gelap dengan alis mata dan berbibir tebal . Pada saat wawancara bunga adalah seorang wanita yang ramah,supel dan murah senyum.
Sedikit berbeda dengan mawar yang bertubuh agak kurus dengan rampus sebahu dan tidak telalu tinggi,dengan suara yang agak pelan terkesan seperti perempuan yang pemalu.Mawar ini baru menjadi penghuni lokalisasi baturaden selam 6 bulan .Ketika peneliti menanyakan mengapa memilih profesi ini,mawar menyebutkan :
Memang awalnya saya hanya mencoba-coba saja mbak,tapi memang sudah takdirnya disini ya saya jalani saja takdir saya “
Rakmat 2004 menyebutkan bahwa konsep diri dimaknai sebagai cara pandang seseorang terhadap diri sendiri.Cara pandang ibi dapat ditujukan kepada konsep diri yang bersifat fisik seperti bentuk tubuh dan kecantikan serta yang bersifat non fisik seperti kepribadian,kecerdasan dan hal-hal lain.
Secara umum konsep diri PSK Baturaden dapat dilihat bahwa mereka menyadari bila mempunyai kelebihan-kelebihan normal sebagai seorang perempuan,sehingga hal tersebut dijadika sarana mereka untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan yang menggunakan jasa mereka secara memuaskan.Meskipun mereka tidak secara verbal mengungkapkan secara terbuka dan langsung pada saat wawancara , Nampak bahwa mereka sudah tidak canggung lagi dalam pekerjaan mereka.Mereka menyadari apa yang pelanggan butuhkan dari dirinya ,sehingga mereka selalu melakukan aktivitas yang mampu mendukung profesi mereka tersebut. Mereka membutuhkan perawatan kesehatan ringan yang rutin dilakukan setiap bulan sekali dan cek darah setiap tiga bulan sekali.Mereka juga mendapatkan penyuluhan tentang penyakit menular yang mungkin terjadi sebagai resiko pekerjaan.Mereka membutuhkan perawatan rambut,perawatan make up wajah dan juga parfum sebagai kebutuhan dasar pelayanan kepada tamu pelanggan yang akan menggunakan jasa mereka.Bahkan mereka mepunyai jadwal khusus untuk turun blanja ke pertokoan di Purwokerto guna membeli perlengkaan dan kebutuhan harian termasuk pakaian.Hal ini menunjukan kesadaran tentang konsep dii sebagai seorang perempuan PSK yang menharuskan mereka memenuhi kebutuhan dirinya sendiri dan merawatnya sepenuh hati sebagai aset atau modal utama dalam melayani tamu pelanggan.Tanpa kesadaran akan hal ini mereka berpikir akan ditinggalkan tamu pelanggan .
Dalam kaitanya dengan agama semua informan beragama islam namun dalam pelaksanaan ibadahnya mereka cenderung tidak mengamalkanya. Seperti sholat baik bunga maupun mawar ternyata sama-sama tidak melakukan denga alasana yang hamper senada.Mereka merasa risi dengan dirinya karena setiap hari mereka berzina ,yang meskipun sudah karmas tapi toh akhirnya “junub” lagi.Bunga mengatakan bahwa solat dia lakukan saat pulang di cilacap karena bebas mandi junubnya dan tidak dijamah laki-laki lagi.Jadi solatnya bisa tenang . Di sini bunga secara ringan menyebutkan istilah-istiah agama islam dalam kata-kata terkait seperti zina,junub,insya Allah, sholat.
Sementara mawar memang tidak pernah sholat secara khusus di lokalisasi namun melakukanya saat pulang. Hal ini dikarenakan agara orang tidak curiga akan pekerjaanya . Dia merasa terganggu bila sedang menjalankan sholat ada tamu yang sedang menunggunya
Menarik untuk dianalisis bahwa pada kasus bunga risihnya perasaan dia menjadikan dia tidak beribadah sholat di lokalisasi pelacuran . Pada kasus mawar solat yang dilakukan dirumah merupakan sebuah penghilang kecurigaan orang tuanya atau menjadi kamuflase profesi sesungguhnya. Sebuah konsep diri tentang ketundukan mutlak terhadap Tuhan tidaklah mesti berasal dari tempat halal dan bersih dalam persoalan hokum keagamaan , tetapi berasal dari ketundukan yang dalam dari hati yang tulus kepada Tuhan yang maha esa meskipun itu berprofesi sebagai seorang pelacur sekalipun.
“…..Ah saya sholat ya sholat aja…kan itu kewajiban. Meskipun saya begini … suatu waktu nanti  saya pengin lho berangkat haji juga … tapi kalau tabungan cukup gitu “
Sebuah pernyataan yang sangat memiriskan hati bila di luar lokalisasi , masyarakat justru menganggap mereka sebagai penyakit masyarakat padahal ditemukan juga ada niat mulia masih tersusun dari hati terdalam sebagai bentuk penghambaan seorang makhluk terhadap Tuhanya yang muncul ebetulan dari seorang yang kebetulan berprofesi sebagai PSK
3.      Faktor- Faktor Personal Yang Berpengaruh dan Motivasi / Alasan Terjun di Dunia Pelacuran
Perkembangan teknologi meupakan tuntutan zaman , tuntututan kehidupan manusia dalam memenuhi kebutuhanya. Dengan perkembangan teknologi pula menjadikan kota (terutama di Negara-negara yang berkembang ) di bangun sedemikian, sehingga terjadi perbedaan yang sangatmencolok bila dibandingkan dengan kondisi di pedesaan.Semua itu merupakan magnit urbanisasi yang kuat.
            Urbanisasi (secara demografi, dalam arti perpindahan penduduk dari desa ke kota) mereka lakukan dengan maksud untuk mempertahankan hidup dan mempercepat proses pengembangan kehidupan. Melalui media televisi, terlihat gebyarnya perkotaan , betapa mudahnya orang mendapatkan kemewahan di perkotaan ( terutama kota-kota besar). Semua itu menjadikan kecemburuan bagi warga pedesaan. Terjadilah perpindahan penduduk dari desa ke kota besar , dengan satu tujuan yakni mencari pekerjaan demi uang . Dari berbagai pengamatan dan penelitian terdahulu dapat diketahui bahwa sebagai akibat urbanisasi yang tanpa diikuti urbanisasi secara sosial ( perubahan pola piker dan perilaku urbanisan ) antara lain adanya beberapa dampak negative dalam aspek fisik lingkungan , aspek ekonomi , maupun aspek sosial dan hokum , yang salah satunya adalah timbulnya prostitusi (pelacuran ) . Dengan modal pengetahuan dan keterampilan yang seadanya , tanpa mengetahui perbedaan yang kontras anatara pedesaan dikota-kota kecil dengan perkotaan merupakan kendala utama dalam memperoleh pekerjaan yang diimpikan sebelumnya. Keadaan terpaksa oleh kegagalan demi kegagalan untuk mendapatkan pekerjaan legal . Keengganan untuk kembali ke desa ditunjang dengan rayuan dan tipuan para lelaki hidung belang merupakan langkah awal menuju dunia prostitusi
Menjadi pelacur tentunya bukan suatu hal yang diimpikan setiap orang.Demikian juga denga informan yang berhasil di wawancarai. Semua informan tidak menginginkan tidak menginginkan untuk menjadi seorang pelacur. Banyak factor yang akhirnya menjadikan mereka terjun kedalam dunia pelacuran . Di sisi lain mereka sangat bergantung pada orang-orang terdekat yang sangat bisa mempengaruhi jalan hidup mereka. Peranan orang-orang terdekat atau pernah dekat inilah yang sebenarnya menjadi sumber penyebab atau justru penguat bagi mereka untuk menjalani profesi mereka ini.
                        Bagi bunga orang yang menjadi sumber utama memjadi seorang pelacur adalah bekas suaminya , karena meninggalkan diri dan anaknya dengan himpitan ekonomi yang cukup parah menjadikan dia nekat memberanikan diri menjadi seorang PSK . Dia yang berasal dari kecamatan kecil di daerah kebasen,nekat dating ke kawasan baturaden di kota purwokerto .Dengan orang tua yang bekerja srabutan dan tidak jelas , bapaknya adalah seorang buruh bangunan dan ibunya buruh nelayan maka menjadi kewajibanya untuk ikut membantu meringankan beban tersebut. Apalagi dengan tanggungan seorang anak yang harus diberi makan , ditambah pendidikan hanya lulusan SMP membuat pikiran sederhana untuk dapat menghasilkan pendapatan cukup lumayan dalam waktu singkat menjadi skala terpenting dalam hidupnya  maka ketika ditawari menjadi seorang PSK di Gang Sadar Baturaden tanpa panjang lebar ia langsung mengiyakanya.
            Berbeda dengan mawar yang justru menyembunyikan pekerjaanya kepada orang tuanya . Dia tidak ingin orang tuanya merasa malu dengan provesi yang ia lakukan . Mawar menyebutkan bahwa bekas suaminyalah yang menjadikan dia terjun ke dunia pelacuran . Tetapi orang tua tetaplah menjadi seorang figure yang disegani , sehingga sampai sekarangpun dia tidak ingin menceritakan pekerjaanya. Ada seorang pengusaha cina yang menjadi pelangganya dari kota semarang . Secara khusus orang ini bau empat kali dilayaninya secara serius meminta dirinya untuk menjadi istrinya. Calon suaminya inilah yang berberan besar untuk menjadikan dirinya berhenti sebagai seorang pelacur.
Berdasar data yang diperoleh saat wawacara dihasilkan beragam alasan yang mendasari mereka terjun dalam dunia pelacuran. Seperti bunga yang menyebutkan factor ekonomilah yang menjadikan dia masuk ke dalam dunia pelacuran. Alasan yang berbeda disampaikan oleh mawar bahwa factor balas dendamlah yang menjadikan dia kerja seperti ini , seperti diungkapkanya :
            “Saya sebenernya tidak nyari duitnya mbak, wong bapak saya sebenarnya cukup kok . Kan Bapak kerja sebagai kaur desa , jadi dapat bengkok . Tapi dulu waktu berkeluarga suami saya suka melakukan KDRT …. Suka memukul,nendang,bahkan pas sampai saya minta cerai masih saja dia melakukan kekerasan . Saya juga tau kalau dia suka main kesini makanya saya pengen banget mbales , masak dia aja yang bisa kesini saya juga bisa  Pinginya pas dia kesini bisa ketemu gitu jadi biar puas sayanya. Dulu saya memang sengaja kesini dianter teman,tapi dia engga berani masuk karena berjilbab . Terus besoknya saya dating sendiri … emang niat dan pengen aja’’
Alasan mawar ini menjadi unik dan menarik karena menceritakan sebuah perlawanan seorang perempuan atas dominasi seorang laki-laki . Pilihan menjadi seorang pelacur ternyata bukan dikarenakan kebutuhan ekonomi atau penyimpangan seksual, seperti yang sering dituduhkan banyak orang akan tetapi karena menyadari pilihanya adalah sebagai perjuangan atau balas dendam atas tindakan bekas suaminya ketika masih berkeluarga dulu yang menyakiti hatinya.
Faktor ekonomi buat mawar ternyata bukan menjadi tujuan utama. Bahkan diapun menyatakan bahwa sudah cukup bekerja di sini karena dendamnya telah terbalaskan . Karena pernah suatu malam saat dibawa dan sedang dirangkul tamu mawar berpapasan dengan bekas suaminya yang baru masuk ke lokalisasi .
                        Stigma negative sering dituduhkan masyarakat kepada para perempuan PSK khusunya di Lokalisasi Gang Sadar Baturaden , namun ada alasan yang sebenarnya tidak relevan ditunjukan bagi mereka seperti kepada mawar ini. Meskipun pada praktiknya kerelaan merupakan factor penting yang harus ada dalam pelayanan seorang PSK terhadap tamu pelanggan.Stigma negative tentang pelacuran sangat dimungkinkan karena persepsi atau anggapan masyarakat bahwa menjadi pelacur adalah menjadi sampah masyarakat. Karena itu seringkali masyarakat menutup mata atas alasan seseorang terjun ke dalam dunia pelacuran dan selalu menyalahkan posisi pelacur perempuan tanpa pernah menyalahkan system sosial yang menjadikan posisi perempuan selalu dibawah dominasi laki-laki . Jarang terlontar ucapan yang menyalahkan laki-laki pelanggan dalam posisi keberadaan pelacuran di sebuah tempat . Padahal tidak mungkin juga sebuah pelacuran akan terus berjalan bila tanpa pelanggan yang mendatanginya.
4.      Akibat yang timbul dari adanya PSK di gang sadar
Hasil wawancara dengan masyarakat sekitar dan WTS menunjukan bahwa keberadaan Gang Sadar dapat menimbulkan dampak positif dan dampak negatif yaitu sebagai berikut :
1)      Positif
(a)    Menambah devisa daerah dari pajak tempat tersebut
(b)   Membantu perekonomian pelaku prostitusi
(c)    Menjadikan simbiosis mutualisme antara pelaku dan pemakai
(d)   Mengurangi angka pemerkosaan
2)    Negatif
(a)    Mempermudah penularan penyakit kelamin
(b)   Mendapat cap negatif bagi pelaku dari masyarakat
(c)    Mengakibatkan perusakan moral bagi generasi muda
(d)   Terjadinya tindakan perselingkuhan
Dampak yang ditimbulkan jika dilihat dari segi :
1)      Ekonomi
Dengan adanya tempat tersebut bagi para pelaku memang sangat berpengaruh demi mendapatkan penghasilan .Tetapi diantara hal itu sering mengakibatkan kerugian yang berpengaruh pada diri si pelaku.Adanya kawasan wisata baturaden dan gang sadar di desa karangmangu membawa dampak positif terhada pesatnya pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat berbagai lapangan pekerjaan tercipta, mulai dari mereka yang berdagan dikawasan wisata , dan sekitar terminal . Untuk yang mempunyai modal besar membangun tempat penginapan (hotel dan vila ) yang mempunyai omzet yang sangat menjanjikan . Simbol kekayaan dari masyarakat setempat dapat dilihat dari bangunan rumah tinggal mereka yang sudah permanen dan mewah.
Petumbuha ekonomi juga sangat mempengaruhi minat masyarakat untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi . Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka lulusan SMP dan jenjang yang lebih tinggi , dan menurunya angka buta huruf  . Seiring dengan pesatnya perkembangan Desa Karangmangu khususnya dalam bidang pariwisata , secara otomatis berpengaruh pada peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat.
2)      Politik
Bukan hanya bersifat seperti partai persaingan yang ditimbulkan tetapi diantaranya pelaku prostitusi yang satu dengan yang lain juga mengalami persaingan , misalnya seperti saling berebut pelanggan, bersaing dalam bersolek dan cara berpakaian.
3)      Sosial Budaya
Dalam kegiatan prostitusi ini terjadi sangat kontas menyebabkan dampak pengaruh yang sangat besar dalam perubahan moral generasi penerus , yang notabennya dalam kegiatan prostitusi mencerminkan budaya “barat” yang tidak sepantasnya dilakukan oleh masyarakat yang selama ini berkembang di lingkungan masyarakat.Tetapi dari satu sisi masyarakat asli desa karangmangu kecamatan baturaden dimana gang sadar berada adalah masyarakat desa yang dapat dikatakan sudah moden dengan indicator sudah bisa menerima kemajuan teknologi.Disamping itu masih tetap memang kultr desanya seperti rasa solidaritas antar sesama warga masih tinggi , serta sikap ramah dan sopan santun masih sangat terasa.
Dari segi sosial keberadaan gang sadar memberi pengaruh dalam kehidupan masyarakat.Banyak keluarga yang merasa khawatir dan takut tehadap pengaruh (dampak) negative dari kebaradaan lokalisasi, misalnya salah satu anggota keluarganya ikut bekerja menjadi PSK menjadi pelanggan, dan terjangkit penyakit menular yang dapat membahayakan.
Untuk mengantisipasi hal itu pihak gang sadar membuat peraturan tambahan , seperti anak kecil atau dibawah umur dilarang masuk kawasan gang sadar .Selain peraturan tambahan juga dibuat pintu masuk yang diberi tanda merah dengan tujuan untuk menghindari mudahnya masyarakat masuk ke dalam gang sadar.

5.      Interaksi Sosial PSK di Kawasan Gang Sadar
Interaksi sosial yang dikaji dalam penelitian ini adalah interaksi individu sesama PSK penghuni gang sadar, interaksi PSK dengan pengunjung, Interaksi PSK dengan masyarakat di luar gang sadar. Dalam berinteraksi dikawasan gang sadar mereka terlihat begitu akrab sesama PSK seperti satu ikatan keluarga. Mereka bisa bersantai bersama di ruang tamu sambil berkarauke dan bersenda gurau . Dalam berkomunikasi mereka menggunakan bahasa campuran antara bahasa daerah dan bahasa Indonesia.
Interaksi PSK penghuni gang sadar dengan masyarakat diluar gang sadar sangat terbatas , bahkan cenderung hanya dilakukan dengan masyarakat yang tinggal di dalam kawasan gang sadar. Interaksi dengan masyarakat luar hanya apabila mereka membeli kebutuhan sehari-hari , itupun tidak semua keluar , karena dalam gang ada jendela warung bagian belakang yang berbatasan langsung dengan gang sadar . Lewat jendela tersebut para PSK penghunu gang sadar membeli kebutuhan sehari-hari bahkan untuk sampai membeli voucher kartu seluler.
Untuk interaksi dengan pengunjung terjadi di awal kedatangan tamu ( pelanggan ).Dalam melayani tamu mereka biasanya tidak langsung melakukan aktivitas utamanya, pada awalnya mereka melakukan pendekatan. selain itu ada yang dating sendiri ke gang sadar , ada juga pelanggan yang tidak mau masuk ke gang sadar tetapi melalui perantara (calo) seperti karyawan hotel dan tukang ojek.
Pihak paguyuban juga mewajibkan bagi para PSK yang telah medapatkan langganan untuk menabung sebesar Rp.5000,00 apabila mendapat tamu satu orang , dan apabila lebih dari satu orang maka berlaku kelipatanya . Tabungan bertujuan untuk persiapan bila sewaktu-waktu membuthkan biaya tertentu , selain itu juga untuk mengendaikan gaya hidup mereka. Tabungan tiap tahun dikembalikan menjelang hari raya.
6.      Solusi dari permasalahan di Gang Sadar
Dari beberapa pemaparan di atas sudah selayaknya kita bebagai seorang cendikia yang berpendidikan lebih ikut serta dalam ironisnya masalah yang terjadi dialami oleh lingkungan kita, kita  harus lebih memikirkan bagaimana kita sebagai seorang yang berperan penting dalam masyarakat dapat  lebih perduli dalam mengambil sikap dalm masalah ini, misalnya mensosialisasikan kepada masyarakt bahwa prostitusi sangat merugikan diti sendiri, orang lain dan lingkungan sekitar, dan bagiaman caranya kita dapat mengarahkan mereka agar tidak terjerumus dalm kegiatan prostitusi, lebih mengarahkan kehal yang lebih posotif.
            Melihat kenyataan atau fenomena yang ada sudah banyak terjadi prostitusi dikalangan remaja khususnya mahasiswa, sebaiknya kita ikut ambil berperan serta merehabilitasi pelaku-pelaku prostitusi tersebut. Proses rehabilitasi tersebut diadakan dengan bekerja sama dengan pihak setempat atau pihak yang berwenang seperti dinas sosial. Dalam kegiatan tersebut para pelaku prostitusi dibekali ketrampilan sesuai, misalnya menjait, tata rias atau salon, tata boga ataupun kerampilan yang mendukung, yang bertujuan agar meningkatnya taraf hidup mereka, dimana mereka dapat membuka lapangan kerja sendiri.


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1.    Keberadaan rumah huni gang sadar tidak lepas dari adanya kawasan wisata Baturaden,hal ini mengakibatkan kawasan wisata Baturaden mempunyai daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang datang sebab dengan lokasi yang sangat strategis lokalisasi ini sangat mudah dijangkau pengunjung
2.    Keberadaan Rumah Huni gang sadar menimbulkan adanya persepsi yang berbeda-beda di masyarakat luas.Persepsi negative di ekspresikan melalui rendahnya pencitraan terhadap gang sadar  sebagai tempat pelacuranPersepsi negative lebih banyak diungkapkan oleh masyarakat yang berdomisili disekitar kawasan gang sadar teutama karena menaikan pendapat/keuangan.
3.    Pola interaksi sosial dalam lingkungan lokalisasi sangat terbatas dan sempit.WTS penghuni gang sadar hanya begaul dengan sesama WTS,mamih-papih dan masyarakat di lingkungan lokalisasi yang jumlahnya tidak banyak .Untuk interaksi dengan tamu (Pelanggan) dapat berlangsung dalam waktu yang relative cepat interaksi terjadi bila “transaksi” mulai berjalan
4.    Gang sadar memberi pengaruh positif terhadap masyarakat setempat  setempat terutama dalam bidang ekonomi.Dampak negative berupa perasaan apabila ada anggota keluargamya yang terjerumus ke dalam dunia prostitusi,tertular penyakit yang membahayakan dan terpengaruh gaya hidup mereka.
5.    Setiap informan menyadari konsep dirinyan sebagai sebuah modal atau sebuah aset yang harus dijaga dan dirawat,khususnya konsep diri fisik yang secara langsung menunjang provesinya
6.    Setiap Informan mempunyai orang-orang terdekat atau pernah dekat yang mempengaruhi hidupnya dalam menjalani provesi sebagai seorang  PSK. Faktor personal inilah yang menjadikan penyebab utama bekerja sebagai seorang pelacur atau sebaliknya factor personal ini juga mendukung dan menguatkan konsep dirinya sebagai seorang perempuan pelacur. Orang-orang yang berpengaruh ini bisa dari bekas suami , orang tua , maupun teman.
7.    Setiap informan selalu mempunyai alasan pribadi yang dijadikan dasar pijakan untuk melakukan aktivitas keprofesianya . Faktor ini bisa berupa ekonomi  dan balas dendam atas perlakuan bekas suami
8.    Menjadi Pelacur bukanlah pilihan utama semua informan , akan tetapi factor keterdesakan dan himpitan factor yang membelenggu itulah yang menjadikan mereka melakukan pekerjaan ini.Karena itu tidak semua stigma negative yang diberikan masyarakat selalu menjadi dasar penilaian yang paing besar bagi provesi pelacur.

Saran
Sebaiknya bagi pelajar, mahasiswa, masyarakat serta pemerintah ikut ambil tegas dan memperhatikan masalah ini. Untuk pelajar dan mahasiswa yang sudah terjerumus kedalam peosritusi tersebut harusnya segera meninggalkan kegiatan tersebut karena jalan untuk mencari uang tidak hanya dari dari kegiatan prostitusi tersebut,melainkan masih banyak pekerjaan laimya yang halal di luar sana.untuk masyatakat setempat baiknya ikut andil dalam mengawasi keadaan lingkungan tersebut,sehingga lingkungan dapat terkontrol dan terjaga dari kegiatan prostitusi atau asusila yang dapat menimbulkan pengaruh negative yang brsar bagi lingkungan masyarakat.


Daftar Pustaka
Gerungan . 2004 . Psikologi Sosial .Bandung : Refika Aditama
Soekanto , Soerjono . 2002 . Sosiologi Suatu Pengantar . Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Rakhmat , Jalaludin . 2004. Psikologi Komunikasi , Edisi Revisi . Cetakan ke-21 . Bandung : PT Remaja Soyda Karya
Walgito, Bimo. 1990. Psikologi Sosial . Yogyakarta.

1 komentar: