BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Gang Sadar sebagai salah satu gang
yang berada di wilayah banyumas jawa tengah yang merupakan satu wilayah
kabupaten dengan penulis,gang sadar bukan sembarang gang banyak sisi lain dari
gang sadar yang membuatnya terkenal di berbagai wilayah.Menelusuri gang ini sangat berbeda dengan gang di komplek perumahan pada
umumnya. Terletak di sebelah timur Jalan raya Baturraden-Purwokerto Jawatengah.
Gang Sadar (GS) populer dengan wanita-wanita cantik yang bisa di boking untuk
berkencan. Aktifitas penghuni mulai tampak menjelang bedug maghrib. Mereka
bekerja melayani tamu bersuka ria untuk melepaskan kebutuhan biologis.
Kebanyakan penghuni kos RT 05 dan 07 RW II Desa Karang Manggu Kecamatan
Baturraden datang dari luar kota. Kehidupan disini tidak segelamor yang tampak
dari luar. Banyak cerita dan alasan mereka bekerja disini. Yang jelas, mereka
bekerja hanya menggunakan emosi tanpa mempedulikan hati kecil yang memberontak.
Pekerjaan yang sangat iden penjaja seks sudah tidak asing lagi
di telinga kita. Di setiap sudut ibu kota Jakarta sering kita melihat paraan
gang sadar ini adalah pekerja seks komersial (PSK).Fenomena wanita penjaja seks
komersial memang sudah tidak asing lagi ditelinga kita.Di sudut kota-kota besar
sering kita melihat para wanita pekerja seks komersial beraksi mencari para
lelaki hidung belang .Bahkan fenomena ini menyentuh ke wilayah-wilayah kecil seperti
di wilayah baturaden kabupaten banyumas ini yang jika di bandingkan dengan
kota-kota besar hanyalah sebuah wilayah kecil di sudut kabupaten banyumas.Hal
ini terkadang dianggap sangat tabu oleh masyarakat daerah banyumas ,mengingat
Negara kita adalah Negara dengan adat ketimuran dan memiliki norma-norma yang
sangat kental di masyarakat akan tetapi kita masih sering melihat fenomena ini
terjadi di masyarakat ,seolah-olah telah terjadi pergeseran nilai sehingga hal
tersebut dianggap sebagai hal yang biasa.
Pekerja
seks komersial dalam kehidupan sehari-hari merupakan salah satu penyimpangan
sosial dalam kehidupan bermasyarakat,PSK? Terkadang kita tidak asing mendengar
singkatan itu, karena sering menjadi perbincangan masyarakat.Bagaimana mungkin
seorang wanita menjajakan dirinya kepada para lelaki hidung belang,hal ini
sangat tidak wajar,bahkan sebagian orang memandang sebelah mata terhadap para
PSK tanpa melihat sisi kehidupan lain para wanita pekerja seks
tersebut.Sebenarnya kita tidak sepantasnya memandang mereka secara
rendah,karena sebenarnya merekapunpunya sisi kehidupan yang lain yang mungkin
tidak dapat kita rasakan sebagai manusia normal.Banyak hal yang dapat kita
pelajari dari seorang pekerja seks komersial,contohnya saja kita dapat mengambil
hikmah bahwa seorang manusia tidak ada yang sempurna ,sekalipun manusia
tersebut terlihat bijaksana dimata manusia lainya percaya ataupu tidak menjadi
seorang pekerja seks komersialpun membutuhkan pengorbanan baik dari segi fisik
terlebih lagi mental.Kehidupan PSK sebenarnya termasuk kedalam perilaku menyimpang.
Perilaku menyimpang sering disebut deviasi sosial. Perilaku menyimpang
merupakan segala bentuk tutur kata atau perbuatan yang tidak sesuai
dengan nilai dan norma sosial dalam masyarakat. Segala hal yang bertentangan
dengan peraturan akan dianggap sebagai perilaku menyimpang. Kemungkinan
besar PSK biasa dibilang
memiliki kekurangan yang bersumber pada faktor-faktor ekonomis, biologis , biopsikologis
dan kebudayaan sosia
. Dari faktor
ekonomis masalah sosial itu sendiri biasanya disebabkan oleh
ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi
kebutuhan hidup sendiri maupun keluarganya secara layak. Masalah sosial yang
disebabkan oleh faktor budaya menunjukan adanya ketidaksesuaian pelaksanaan
nilai,norma,dan kepentingan sosial akibat adanya Mengungkap sisi kehidupan para PSK di
gang sadar dan dampak negative juga dampak positif terhadap masyarakat sekitar
melatar belakangi saya, untuk meneliti hal tersebut. Karena menurut saya hal
tersebut menarik untuk diungkapkan sebagai fenomena penyimpangan sosial
dimasyarakat yang belum bisa ditemukan solusi dan pemecahan masalah tersebut.
Mengingat fenomena PSK yang ada digang sadar sering menjadi buah bibir
masyarakat yang selalu hangat untuk dibicarakan.Menjadi lebih menarik ketika
kita bisa melihat dan terjun langsung untuk melihat kehidupan para PSK tersebut
, karena kita dapat lebih mengerti dan mendapatkan pelajaran dari hal yang
telah saya teliti,bahkan saya bisa lebih menghargai pekerjaan mereka.
Informan
yang bersedia untuk kami wawancarai merupakan dua orang PSK dan masyarakat
sekitar. Hal menarik yang bisa kita ambil dari penelitian ini yaitu saat
berbincang-bincang dengan Informan, walaupun pada awalnya saya ragu untuk mengungkapkan
maksud dan tujuan saya tetapi perbincangan dengan Informan berlangsung hangat
dan mengasyikan, informan bersedia untuk membicarakan latar belakang
kehidupannya dan bersedia pula untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya
ajukan terhadap informan. Beruntung informan sangat membantu dalam penyelesaian
observasi yang saya buat sehingga saya dapat mengkaji ulang dan mengolah
data-data yang saya buat secara lebih mendalam.
Banyak
hal yang dapat saya pelajari dari observasi penelitian dan wawancara yang saya
lakukan bersama Informan, dengan seperti itu saya dapat lebih mengetahui dan
mengerti dengan apa yang terjadi pada seorang PSK di gang sadar, dan kami pun
lebih tahu bagaimana seharusnya kami memperlakukan, menghargai seorang PSK.
Tidak salah saya mengangkat tema ini dan tidak salah pula saya
memilih mereka sebagai informan saya, karena saya bisa mendapatkan data yang
akurat, dengan mendapatkan data hasil dari wawancara kami bersama para informan
.Semua tata kehidupan para PSK sehari hari di gang sadar ini dan interaksi
terhadap para masyarakat sekitar sangat menarik keterkaitanya satu sama
lain,untuk saya kupas dan saya bahas secara lebih mendalam tentang interaksi
kehidupan mereka
B.Rumusan masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah,maka peneliti merumuskan beberapa pertanyaan yang akan
dijawab melalui penelitian ini . Dengan demikian dapat dirumuskan masalah utama
dari penelitian ini adalah :
Bagaimana
potret kehidupan digang sadar ?
Bagaima konsep Diri seorang PSK?
Apa faktor penyebab seseorang menjadi
PSK di gang sadar ?
Apa saja akibat yang timbul dari
adanya PSK di gang sadar ?
Bagaimana Interaksi sosial PSK
penghuni gang sadar ?
Bagaimana Solusi dari permasalahan
di Gang Sadar ?
C.Tujuan
Penelitian
ini bertujuan untuk memenuhi tugas pengganti mid semester mata kuliah Studi
Masyarakat Indonesia,dalam hal ini untuk mengkaji interaksi sosial yang terjadi
diantara Pekerja Seks Komersial (PSK) penghuni rumah huni (lokalisasi) gang
sadar dengan masyarakat sekitarnya.
D.Manfaat
1.Manfaat
Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memperluas tentatang factor-faktor yang mempengaruhi konsep diri
seseorang khususnya konsep diri seorang pekerja seks komersial(PSK) hal ini
akan memberi gambaran dan pengetahuan baru akan konsep diri dalam dunia
realitas masyarakat yang disesuaikan dengan konsep-konsep teoritis dalam mata
kuliah studi masyarakat Indonesia.
2.Manfaat
Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberi kontribusi nyata dalam melakukan penyadaran akan konsep diri
perempuan pekerja seks komersial, harapanya akan muncul motivasi dan niat untuk
meninggakan aktivitas prostitusi dan dapat diterima di masyarakat kembali
.Penelitian ini juga diharapkan mampu meberikan masukan kepada lembaga yang
meangani masalah sosial secara langsung sehingga dapat memudahkan dalam
mengambil sebuah kebijakan terhadap keberadaan pekerja seks
komersial(PSK).Kepada pengelola kepariwisataan akan berguna untuk mengambil
kebijakan yang tepat terkait dengan aktivitas prostitusi di dalamnya.
E.Metode
Penelitian tefokus pada terbentuknya
konsep diri perempuan pelacur (PSK) di gang sadar baturaden dan factor-faktor
yang mepengaruhinya.Penelitian ini dilakukan di gang sadar di lingkungan objek
Wisata Baturaden .Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif
sehingga data yang diperoleh dari infoman dapat mewakili keseluruhan sumber
data.
Melihat metode penelitian yang
deskriptif kualitatif ,maka teknik pemilihan informan yang digunakan adalah
purposive sampling.Informan utama dari struktural dipilih berdasarkan kriteria
:
A. Perempuan yang tinggal dan menetap
di lingkungan gang sadar ; menjadi PSK adalah mata pencaharian utama ; dan
telah menjadi pelacur (PSK) minimal enam bulan. Asumsi waktu enam bulan ini
sudah dianggap mengerti betul dunia pelacuran di Lokasi Wisata Baturaden .
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam (
Indepth Interview ), observasi dan dokumentasi.
F.Tempat dan Waktu observasi
Tempat atau
lokasi: Gang Sadar, Baturaden,Kota Purwokerto
Waktu penelitian :
Sabtu, 29 September 2012
G.Tinjauan Pustaka
Interaksi Sosial
Dalam kehidupan manusia
interaksi sosial merupakan kunci kehidupan , karena tanpa interaksi tidak akan
tercapai kehidupan besama. Interaksi sosial dalam literatur psikologi sosial diartikan
sebagai suatu hubungan antara dua orang atau lebih individu manusia ketika
individu yang satu mempengaruhi , mengubah atau memperbaiki kelakuan individu
yang lain atau sebaliknya (Gerungan,2004) . Interaksi sosial merupakan hubungan
sosial yang dinamis , menyangkut hubungan antara individu , antara kelompok
,maupun antara individu dengan kelompok . Interaksi sosila juga mempunyai arti
sebagai proses sosial yang menyangkut interaksi antar pribadi, kelompok dan
antar pribadi dengan kelompok.Didalam interaksi sosial memungkinkan individu
menyesuaikan dengan yang lain atau sebalinya.Pengertian penyesuaian dalam
konteks ini mempunyai arti yang luas yaitu bahwa individu dapat meleburkan diri
dengan keadaan sekitarnya atau sebaliknya individu dapat mengubah lingkungan
sesuai dengan keadaan dalam diri individu sesuai dengan apa yang diinginkan
oleh individu yang bersangkutan ( Soekanto. 2002 )
Berlangsungnya proses interaksi di
dasarkan berbagai factor yang mempengaruhi.Menurut walgito (1982) terdapat beberapa
factor yang mendasarip proses interaki
sosial meliputi : a) factor imitasi : yaitu keinginan untuk meniru orang
lain.imitasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses interaksi
sosial sebab dapat menerangkan mengapa dan bagaimana dapat terjadi keseragaman
dalam pandangan dan tingkah laku diantara orang banyak. Melalui imitasi
seseorang dapat mewujudkan sikap-sikap ,
ide-ide ,dan adat istisadat dalam suatu keseluruhan kelompok masyarakat
sehingga seseorang itu dapat lebih melebarkan dan meluaskan hubungan-hubunganya
dengan orang-orang lain. (Gerungan.2004);b)Faktor Sugesti, yaitu pengaruh
psikis yang datang dari orang lain yang pada umumnya diterima tanpa adanya
kritik dari individu yang bersangkutan . Sugesti dapat berupa Auto- sugesti
yaitu sugesti terhadap diri sendiri dan hetero-sugesti dan sedang
hetero-sugesti adalah sugesti yang datang dari orang lain atau pengaruh dari
lingkungan;c)Fator identifikasi,yaitu kecenderugan-kecenderungan atau
keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain
bersifat lebih mendalam dari pada imitasi sebab dapat membentuk kepribadian
seseorang.Proses identifikasi dapat berlangsung secara sendirinya (semua tak
sadar) atau dengan sengaja sebab kadang-kadang seseorang mempunyai tipe-tipe
ideal tertentu di dalam proses kehidupanya;dan d) factor simpati yaitu perasaan
tertarik kepada orang lain yang timbul tidak atas dasar logis rasional , tapi
atas dasar perasaan atau emosi.
Prostitusi Sebagai
Masalah Sosial
Salah satu masalah sosial yang saat
ini semakin marak karena dianggap sebagai salah satu bentuk pelanggaran terhada
norma-norma masyarakat adalah masalah pelacuran dan prostitusi.Pelacuran atau
prostitusi dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan yang bersifat menyerahkan
diri kepada umum untuk melakukan perbuatan-perbuatan seksual dengan mendapatkan
upah.Persoalan ini membawa pengaruh besar terhadap permasalahan moral
Prostitusi,pelacuran,penjaja seks,
atau persundalan adalah peristiwa penyerahan tubuh oleh wanita kepada banyak
laki-laki(lebih dari satu) dengan imbalan pembayaran guna disetubuhi dan
sebagai pemuas nafsu seks si pembayar,yang dilakukan diluar
pernikahan.Sedangkan yang dimaksud dengan pelacur , wanita tuna susila,wanita
penjaja seks adalah wanita yang pekerjaanya menjual diri kepada siapa saja
lakii-laki yang membutuhkan pemuas napsu seksua
atau dengan kata lain adalah wanita yang melakukan hubungan seksual
dengan banyak laki-laki diluar pernikahan,dan sang wanita memperoleh imbalan
dari lakilaki yang menyetubuhinya ( Siregar,dalam winaya 2006) berpendapat
bahwa pelacuran adalah suatu bentuk perhubungan kelamin diluar pernkahan
denganpla tertentu,yakni kepada siapapun secara terbuka dan hamper selalu
dengan pembayaran baik untuk persembahan maupun kegiatan seks lainya yang
memberi kepuasaan yang diinginkan oleh yang bersangkutan.
Menurut Soedjono ,motif-motif atau
factor penyebab yang melatarbelakangi tunbuhnya pelacuran atau praktek
prostitusi adalah :
1. Tekanan
ekonomi
2. Aspirasi
materil yang tinggi dalam diri wanita dan kesenangan ketamakan terhadap
pakaian-pakaian indah dan perhiasan mewah.Ingin hidup mewah-mewahan namun malas
bekerja.
3. Rasa
ingin tahu yang besar terhadap masalah seks khususnya untuk remaja yang
kemudian masuk kedalam dunia pelacuran oleh bujukan-bujukan orang-orang yang
tidak bertanggung jawab.
4. Dekadensi
moral,merosotnya norma-norma susila dan keagamaan.
5. Adanya
kebudayaan eksploitasi pada jaman modern khususnya terdapat kaum lemah (wanita)
untuk tujuan komersial
6. Peperangan
dan masa kacau di dalam negeri meningkatkan pelacuran
7. Adanya
proyek-proyek pembangunan dan pembukaan daerah pertambangan dengan konsentrasi
kaum pria sehingga mengakibatkan ketidakseimbangan rasio kaum pria dan wanita
di daerah tersebut
8. Perkembangan
kota-kota daerah pelabuhan dan industry yang sangat cepat dan menyerap urbanisasi tanpa ada jalan
keluar untuk mendapatkan pekerjaan kecuali menjadi WTS bagi anak-anak gadis.
9. Bertemunya
bermacam-macam kebudayaaan asing dan kebudayaan setempat.
Dalam masalah pelacuran,sikap ketidak kritisan ini
terlihat kepada masyarakat yang memandang PSK sebagai pendosa,namun justru
sebagai korban dosa structural akan memudahkan kita mengambil akar
permasalahan.Yang harus dipikirkan adalah kemiskinan yang menyebabkan
pelacuran,budaya bias gender,kekerasan terhadap perempuan dan berbagai system
yang tidak adil.Pelabelan PSK sebagai pendosa kenyataanya memperburuk ststus
PSK di masyarakat dan mengakibatkan PSK semakin sulit kembali sebagai manusia
normal yang diterima didalam masyarakat.Doktrin tentang dosa juga akan
melanggengkan posisi PSK sebagai pihak tertindas karena kemudian masyarakat
sering menganggap penderitaan PSK adalah pantas didaptkan pendosa.Doktri dosa
tersebut harus dihilangkan dan sebaliknya rasa simpati dan kasih sayang kepada
para PSK harus diberikan.
Konsep Diri
Konsep Diri dapat dimaknai sebagai cara memandang
diri sendiri,karena persepsi tidak selalu terhadap orang lain tetapi juga
terhadap diri sendiri. Seseorang cenderung menilai mereka berdasarkan bagaimana
“menurut dirinya” orang telah mempesepsi dan menilai diri mereka.Misalnya
ketika seorang perempuan dipersepsikan orang lain sebagai perempuan yang baik
di masyarakat,maka orang tersebut akan berusaha menjadi permpuan yang baik
pula. Konsep sesorang dalam memandang diri sendiri akan mempengaruhi cara
penilaian orang tersebut terhadap orang lain,karena selamanya cara menilai
seseorang akan dilihat dari sudut pandangnya sendiri.Definisi konsep diri
menurut Wiiliam D. Brooks (dalam Rakhmat ,2004) adalah
those,physical.sosial,and psychological,perceptions of ourselves that we have
derived from experiences and our interaction with other.jadi konsep diri adalah
pandangan dari perasaan terhadap diri sendiri yang bersifat psikologi ,sosial
dan fisik yang diakibatkan karena pengalaman dan hasil interaksi dengan orang lain.Faktor
yang mempengaruhi konsep diri adalah orang laid an kelompok rujukan. Secara
sederhana Harry Sullivan (dalam
Rakmat,2004) menjelaskan bahwa seseorang dapat mengenal dirinya dengan mengenal
orang lain terlebih dahulu.
Dalam kasus perempuan menjadi pelacur seperti yang
ada di lokasi Wisata Baturaden maka akan sangat dimungkinkan untuk berubah
menjadi perempuan bermartabat atau terbebas dari pelacuran bila dalam dirinya
mempunyai konsep diri yang positif dan mendapat penilaian yang positif dari orang
lain atau masyarakat.Secara praktis,konsep diri untuk menjadi perempuan yang
bemartabat ini akan terbentuk bila mendapat penilaian positif dari masyarakat
yang bisa menerima keadaan masalalunya.Akan tetapi bila tetap berada dalam
lokasi pelacuran yang selalu mendapat penilaian negative dari masyarakat
sekitar,seperti yang dihasilkan dalam penelitian Siskarini (2007) yang
menganggap buruk pekejaan sebagai pelacur,maka akan sulit untuk mendapatkan
penilaian positif tersebut.Konsekuensinya,mereka akan selalu menilai dirinya
rendah atau berkonsep diri negative.Penilaian lain dari masyarakat adalah
menjadi perempuan baik bila berhenti dari dunia pelacuran.Suatu hal yang sangat
sulit apabila dilakukan bila masih berada dalam kendali dalam system patriarki
yang menjadikan perempuan selalu di bawah dominasi laki-lakI.
Faktor kedua adalah kelompok rujukan,yaitu adanya
kelompok hidup atau kelompok masyarakat sangat menetukan bagaimana seseorang
tersebut berperilaku. Hal ini dapat mengikat seperti ikatan emosional atau
aturan hidup yang berlaku (norma-norma berkelompok/bermasyarakat) kelompok
rujukan ini berpengaruh terhadap pembentukan seseorang dan selalu menjadikan
rujukan yang dapat mengarahkan perilakunya dan meyesuaikan dirinya dengan
cirri-ciri kelompoknya. Dalam kasus perempuan menjadi pelacur di gang sadar
Lokasi Wisata Baturaden . Hal inilah yang sebenarnya bisa dilakukan untuk
membantu menyelesaikan pemasalahan perempuan seiring bertambahnya jumlah
pelacur perempuan di lokalisasi gang sadar tersebut meskipun penilaian negatif
terhadap pekerjaan itu juga semakin besar.
BAB II
PEMBAHASAN
Hasil dan Pembahasan
Gambaran para perempuan
PSK Lokasi Wisata Baturaden berada pada usia produktif dengan beragan asal
daerah baik dari Jawa Tengah akan tetapi minus yang berasal dari kabupaten
Banyumas dan dari Jawa Barat.Umur terendah yang di terima menjadi PSK menurut
narasumber adalah 17 tahun ,karena di bawah usia itu akan terkena kasus
trafficking.Ada alas an bahwa PSK asal kabupaten sendiri dihindari dan dikenal
system rolling atau pertukaran tempat bagi PSK pada waktu tertentu.Nama-nama
dalam penelitian ini sengaja di samarkan.
1.
Fenomena
Potret Kehidupan Di Gang Sadar
Gang Sadar
merupakan salah satu aset yang dimiliki oleh daerah purwokerto banyumas ,tepatnya berada di
wilayah Rt 05 dan Rt 07 Rw 02 desa karang manggu kecamatan baturaden.
Gang Sadar termasuk tempat yang cukup dikenal masyarakat jawa tengah bahkan
keberadaannya telah menjadi rahasia umum sebagai tempat prostitusi terorganisir
dan terpusat. Disamping itu tempat ini juga dikenal dengan wanitanya yang
cantik-cantik sehingga tidak heran jika yang datang ke tempat ini kebanyakan
laki-laki dari luar kota.
Pada hakekatnya banyak lelaki hidung
belang yang sering datang untuk mencari kesenangan sesaat ditempat
tersebut berasal dari luar daerah atau pendatang. Pelaku Portitusi
didaerah Gang Sadar banyak yang berasal dari kalangan mahasiswa, pelajar , dan
pengangguran. Dari narasumber yang terpercaya setiap transaksi selalu
melalui mucikari atau yang disebut germo .
2.
Konsep
Diri Perempuan Pelacur Gang Sadar Lokasi Wisata Baturaden
Berdasar hasil observasi dalam
proses penelitian terlihat kebanyakan PSK perempuan seperti perempuan umumnya
yang tidak menjadi PSK di luar gang sadar baturaden.Dalam keseharian diwaktu
pagi hingga siang hari atau ketika mereka tidak bertugas maka mereka tidak
berdandan atau menggunakan make up yang tebal,memakai baju yang cukup normal
atau tidak menantang/me,buka aurat secara berlebihan , mereka hidup santai
dalam arti dapat melakukan bercanda/senda gurau , sarapan , saling berbicara
diantara mereka , saling membantu , membeli jajan dari pedagang yang memasuki
kawasan gang sadar bahkan membantu menyuapi makan dari induk semangnya.
Agak berbeda ketika memasuki waktu
sore hari hingga malam menjelang pagi terlihat mereka berdandan dengan make up
dan parfum yang sengaja ditujukan untuk menarik perhatian pelanggan.Mereka
duduk mennggu pelanggan yang akan melihat atau menggunakan jasa mereka di ruang
tamu pada deretan kursi yang tersedia.Di gang sadar berlaku aturan bahwa
pelanggan di larang menggunakan jasa PSK di dalam lokalisasi, akan tetapi harus
keluar dari lokalisasi dengan menyewa tempat penginapan yang berada di sekitar
obyek wisata baturaden atau ketempat yang lain yang disepakati. Karena itu
berdasarkan keterangan tenaga pengantar peneliti setiap tamu yang akan
menggunakan jasa PSK di Lokasi Wisata Baturaden akan dikeai kewajiban lapor di
depan pintu masuk penjagaan lokalisasi ketika akan membooking seorang
PSK.Alasan utamanya adalah untuk menjaga keamanan PSK itu sendiri ketika
melayani tamu pelanggan dari tindakan-tindakan yang tidak diinginkan.
Dalam wawancara pada bunga ini
menyebukan tindakan berdandan sebagai sesuatu yang wajar bahkan harus dilakukan
mereka seperti disampaikan berikut ini :
“Yang kita tawarkan kan diri kita,lha kalau kita tidak menarik apa ya
pelanggan itu mau sama kita mbak. Juju aja,kalau kaya sekarag ini (tidak
dandan) masak ada yang mau sama kita ? “
Lebih lanjut ketika ditanyakan apa
yang menarik atau dianggap paling menarik dari dirinya ,bunga menyebutkan :
“Apa yah mbak, mbak lihat sendiri aja deh …kira-kira apa yang menarik
dari saya,hehehe… kalau dari laki-laki,saya jujur tertarik pada yang berbulu
hehehe… apa lagi kalau dadanya berbulu, kesanya jantan gitu. Tapi kalau dari
saya, apa ya ? “
Dari penampilan fisik bunga ketika
berdandan,Nampak seorang bunga adalah wanita matang dengan tubuh cukup besar (
agak gemuk ),berkulit agak gelap dengan alis mata dan berbibir tebal . Pada
saat wawancara bunga adalah seorang wanita yang ramah,supel dan murah senyum.
Sedikit berbeda dengan mawar yang
bertubuh agak kurus dengan rampus sebahu dan tidak telalu tinggi,dengan suara
yang agak pelan terkesan seperti perempuan yang pemalu.Mawar ini baru menjadi
penghuni lokalisasi baturaden selam 6 bulan .Ketika peneliti menanyakan mengapa
memilih profesi ini,mawar menyebutkan :
“Memang awalnya saya hanya mencoba-coba saja mbak,tapi memang sudah
takdirnya disini ya saya jalani saja takdir saya “
Rakmat 2004 menyebutkan bahwa
konsep diri dimaknai sebagai cara pandang seseorang terhadap diri sendiri.Cara
pandang ibi dapat ditujukan kepada konsep diri yang bersifat fisik seperti
bentuk tubuh dan kecantikan serta yang bersifat non fisik seperti
kepribadian,kecerdasan dan hal-hal lain.
Secara umum konsep diri PSK
Baturaden dapat dilihat bahwa mereka menyadari bila mempunyai
kelebihan-kelebihan normal sebagai seorang perempuan,sehingga hal tersebut
dijadika sarana mereka untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan yang
menggunakan jasa mereka secara memuaskan.Meskipun mereka tidak secara verbal
mengungkapkan secara terbuka dan langsung pada saat wawancara , Nampak bahwa
mereka sudah tidak canggung lagi dalam pekerjaan mereka.Mereka menyadari apa
yang pelanggan butuhkan dari dirinya ,sehingga mereka selalu melakukan
aktivitas yang mampu mendukung profesi mereka tersebut. Mereka membutuhkan
perawatan kesehatan ringan yang rutin dilakukan setiap bulan sekali dan cek
darah setiap tiga bulan sekali.Mereka juga mendapatkan penyuluhan tentang
penyakit menular yang mungkin terjadi sebagai resiko pekerjaan.Mereka
membutuhkan perawatan rambut,perawatan make up wajah dan juga parfum sebagai
kebutuhan dasar pelayanan kepada tamu pelanggan yang akan menggunakan jasa
mereka.Bahkan mereka mepunyai jadwal khusus untuk turun blanja ke pertokoan di
Purwokerto guna membeli perlengkaan dan kebutuhan harian termasuk pakaian.Hal
ini menunjukan kesadaran tentang konsep dii sebagai seorang perempuan PSK yang
menharuskan mereka memenuhi kebutuhan dirinya sendiri dan merawatnya sepenuh
hati sebagai aset atau modal utama dalam melayani tamu pelanggan.Tanpa
kesadaran akan hal ini mereka berpikir akan ditinggalkan tamu pelanggan .
Dalam kaitanya dengan agama semua
informan beragama islam namun dalam pelaksanaan ibadahnya mereka cenderung
tidak mengamalkanya. Seperti sholat baik bunga maupun mawar ternyata sama-sama
tidak melakukan denga alasana yang hamper senada.Mereka merasa risi dengan
dirinya karena setiap hari mereka berzina ,yang meskipun sudah karmas tapi toh
akhirnya “junub” lagi.Bunga mengatakan bahwa solat dia lakukan saat pulang di
cilacap karena bebas mandi junubnya dan tidak dijamah laki-laki lagi.Jadi
solatnya bisa tenang . Di sini bunga secara ringan menyebutkan istilah-istiah
agama islam dalam kata-kata terkait seperti zina,junub,insya Allah, sholat.
Sementara mawar memang tidak pernah
sholat secara khusus di lokalisasi namun melakukanya saat pulang. Hal ini
dikarenakan agara orang tidak curiga akan pekerjaanya . Dia merasa terganggu
bila sedang menjalankan sholat ada tamu yang sedang menunggunya
Menarik untuk dianalisis bahwa pada
kasus bunga risihnya perasaan dia menjadikan dia tidak beribadah sholat di
lokalisasi pelacuran . Pada kasus mawar solat yang dilakukan dirumah merupakan
sebuah penghilang kecurigaan orang tuanya atau menjadi kamuflase profesi
sesungguhnya. Sebuah konsep diri tentang ketundukan mutlak terhadap Tuhan
tidaklah mesti berasal dari tempat halal dan bersih dalam persoalan hokum
keagamaan , tetapi berasal dari ketundukan yang dalam dari hati yang tulus
kepada Tuhan yang maha esa meskipun itu berprofesi sebagai seorang pelacur
sekalipun.
“…..Ah
saya sholat ya sholat aja…kan itu kewajiban. Meskipun saya begini … suatu waktu
nanti saya pengin lho berangkat haji
juga … tapi kalau tabungan cukup gitu “
Sebuah pernyataan yang sangat memiriskan hati bila
di luar lokalisasi , masyarakat justru menganggap mereka sebagai penyakit
masyarakat padahal ditemukan juga ada niat mulia masih tersusun dari hati
terdalam sebagai bentuk penghambaan seorang makhluk terhadap Tuhanya yang
muncul ebetulan dari seorang yang kebetulan berprofesi sebagai PSK
3.
Faktor-
Faktor Personal Yang Berpengaruh dan Motivasi / Alasan Terjun di Dunia
Pelacuran
Perkembangan teknologi meupakan tuntutan
zaman , tuntututan kehidupan manusia dalam memenuhi kebutuhanya. Dengan
perkembangan teknologi pula menjadikan kota (terutama di Negara-negara yang
berkembang ) di bangun sedemikian, sehingga terjadi perbedaan yang
sangatmencolok bila dibandingkan dengan kondisi di pedesaan.Semua itu merupakan
magnit urbanisasi yang kuat.
Urbanisasi
(secara demografi, dalam arti perpindahan penduduk dari desa ke kota) mereka
lakukan dengan maksud untuk mempertahankan hidup dan mempercepat proses
pengembangan kehidupan. Melalui media televisi, terlihat gebyarnya perkotaan ,
betapa mudahnya orang mendapatkan kemewahan di perkotaan ( terutama kota-kota
besar). Semua itu menjadikan kecemburuan bagi warga pedesaan. Terjadilah
perpindahan penduduk dari desa ke kota besar , dengan satu tujuan yakni mencari
pekerjaan demi uang . Dari berbagai pengamatan dan penelitian terdahulu dapat
diketahui bahwa sebagai akibat urbanisasi yang tanpa diikuti urbanisasi secara
sosial ( perubahan pola piker dan perilaku urbanisan ) antara lain adanya
beberapa dampak negative dalam aspek fisik lingkungan , aspek ekonomi , maupun
aspek sosial dan hokum , yang salah satunya adalah timbulnya prostitusi
(pelacuran ) . Dengan modal pengetahuan dan keterampilan yang seadanya , tanpa
mengetahui perbedaan yang kontras anatara pedesaan dikota-kota kecil dengan
perkotaan merupakan kendala utama dalam memperoleh pekerjaan yang diimpikan
sebelumnya. Keadaan terpaksa oleh kegagalan demi kegagalan untuk mendapatkan
pekerjaan legal . Keengganan untuk kembali ke desa ditunjang dengan rayuan dan
tipuan para lelaki hidung belang merupakan langkah awal menuju dunia prostitusi
Menjadi
pelacur tentunya bukan suatu hal yang diimpikan setiap orang.Demikian juga
denga informan yang berhasil di wawancarai. Semua informan tidak menginginkan
tidak menginginkan untuk menjadi seorang pelacur. Banyak factor yang akhirnya
menjadikan mereka terjun kedalam dunia pelacuran . Di sisi lain mereka sangat
bergantung pada orang-orang terdekat yang sangat bisa mempengaruhi jalan hidup
mereka. Peranan orang-orang terdekat atau pernah dekat inilah yang sebenarnya
menjadi sumber penyebab atau justru penguat bagi mereka untuk menjalani profesi
mereka ini.
Bagi
bunga orang yang menjadi sumber utama memjadi seorang pelacur adalah bekas
suaminya , karena meninggalkan diri dan anaknya dengan himpitan ekonomi yang
cukup parah menjadikan dia nekat memberanikan diri menjadi seorang PSK . Dia
yang berasal dari kecamatan kecil di daerah kebasen,nekat dating ke kawasan
baturaden di kota purwokerto .Dengan orang tua yang bekerja srabutan dan tidak
jelas , bapaknya adalah seorang buruh bangunan dan ibunya buruh nelayan maka
menjadi kewajibanya untuk ikut membantu meringankan beban tersebut. Apalagi
dengan tanggungan seorang anak yang harus diberi makan , ditambah pendidikan
hanya lulusan SMP membuat pikiran sederhana untuk dapat menghasilkan pendapatan
cukup lumayan dalam waktu singkat menjadi skala terpenting dalam hidupnya maka ketika ditawari menjadi seorang PSK di
Gang Sadar Baturaden tanpa panjang lebar ia langsung mengiyakanya.
Berbeda dengan mawar yang justru
menyembunyikan pekerjaanya kepada orang tuanya . Dia tidak ingin orang tuanya merasa
malu dengan provesi yang ia lakukan . Mawar menyebutkan bahwa bekas suaminyalah
yang menjadikan dia terjun ke dunia pelacuran . Tetapi orang tua tetaplah
menjadi seorang figure yang disegani , sehingga sampai sekarangpun dia tidak
ingin menceritakan pekerjaanya. Ada seorang pengusaha cina yang menjadi
pelangganya dari kota semarang . Secara khusus orang ini bau empat kali
dilayaninya secara serius meminta dirinya untuk menjadi istrinya. Calon
suaminya inilah yang berberan besar untuk menjadikan dirinya berhenti sebagai
seorang pelacur.
Berdasar
data yang diperoleh saat wawacara dihasilkan beragam alasan yang mendasari
mereka terjun dalam dunia pelacuran. Seperti bunga yang menyebutkan factor
ekonomilah yang menjadikan dia masuk ke dalam dunia pelacuran. Alasan yang
berbeda disampaikan oleh mawar bahwa factor balas dendamlah yang menjadikan dia
kerja seperti ini , seperti diungkapkanya :
“Saya sebenernya tidak nyari duitnya
mbak, wong bapak saya sebenarnya cukup kok . Kan Bapak kerja sebagai kaur desa
, jadi dapat bengkok . Tapi dulu waktu berkeluarga suami saya suka melakukan
KDRT …. Suka memukul,nendang,bahkan pas sampai saya minta cerai masih saja dia
melakukan kekerasan . Saya juga tau kalau dia suka main kesini makanya saya
pengen banget mbales , masak dia aja yang bisa kesini saya juga bisa Pinginya pas dia kesini bisa ketemu gitu jadi
biar puas sayanya. Dulu saya memang sengaja kesini dianter teman,tapi dia engga
berani masuk karena berjilbab . Terus besoknya saya dating sendiri … emang niat
dan pengen aja’’
Alasan mawar ini
menjadi unik dan menarik karena menceritakan sebuah perlawanan seorang
perempuan atas dominasi seorang laki-laki . Pilihan menjadi seorang pelacur
ternyata bukan dikarenakan kebutuhan ekonomi atau penyimpangan seksual, seperti
yang sering dituduhkan banyak orang akan tetapi karena menyadari pilihanya
adalah sebagai perjuangan atau balas dendam atas tindakan bekas suaminya ketika
masih berkeluarga dulu yang menyakiti hatinya.
Faktor ekonomi
buat mawar ternyata bukan menjadi tujuan utama. Bahkan diapun menyatakan bahwa
sudah cukup bekerja di sini karena dendamnya telah terbalaskan . Karena pernah
suatu malam saat dibawa dan sedang dirangkul tamu mawar berpapasan dengan bekas
suaminya yang baru masuk ke lokalisasi .
Stigma negative sering
dituduhkan masyarakat kepada para perempuan PSK khusunya di Lokalisasi Gang
Sadar Baturaden , namun ada alasan yang sebenarnya tidak relevan ditunjukan
bagi mereka seperti kepada mawar ini. Meskipun pada praktiknya kerelaan merupakan
factor penting yang harus ada dalam pelayanan seorang PSK terhadap tamu
pelanggan.Stigma negative tentang pelacuran sangat dimungkinkan karena persepsi
atau anggapan masyarakat bahwa menjadi pelacur adalah menjadi sampah
masyarakat. Karena itu seringkali masyarakat menutup mata atas alasan seseorang
terjun ke dalam dunia pelacuran dan selalu menyalahkan posisi pelacur perempuan
tanpa pernah menyalahkan system sosial yang menjadikan posisi perempuan selalu
dibawah dominasi laki-laki . Jarang terlontar ucapan yang menyalahkan laki-laki
pelanggan dalam posisi keberadaan pelacuran di sebuah tempat . Padahal tidak
mungkin juga sebuah pelacuran akan terus berjalan bila tanpa pelanggan yang
mendatanginya.
4.
Akibat yang timbul dari adanya PSK
di gang sadar
Hasil wawancara dengan masyarakat
sekitar dan WTS menunjukan bahwa keberadaan Gang Sadar dapat menimbulkan dampak
positif dan dampak negatif yaitu sebagai berikut :
1) Positif
(a) Menambah
devisa daerah dari pajak tempat tersebut
(b) Membantu
perekonomian pelaku prostitusi
(c) Menjadikan
simbiosis mutualisme antara pelaku dan pemakai
(d) Mengurangi
angka pemerkosaan
2) Negatif
(a) Mempermudah
penularan penyakit kelamin
(b) Mendapat
cap negatif bagi pelaku dari masyarakat
(c) Mengakibatkan
perusakan moral bagi generasi muda
(d) Terjadinya
tindakan perselingkuhan
Dampak yang
ditimbulkan jika dilihat dari segi :
1) Ekonomi
Dengan adanya
tempat tersebut bagi para pelaku memang sangat berpengaruh demi mendapatkan
penghasilan .Tetapi diantara hal itu sering mengakibatkan kerugian yang
berpengaruh pada diri si pelaku.Adanya kawasan wisata baturaden dan gang sadar
di desa karangmangu membawa dampak positif terhada pesatnya pertumbuhan ekonomi
masyarakat setempat berbagai lapangan pekerjaan tercipta, mulai dari mereka
yang berdagan dikawasan wisata , dan sekitar terminal . Untuk yang mempunyai
modal besar membangun tempat penginapan (hotel dan vila ) yang mempunyai omzet
yang sangat menjanjikan . Simbol kekayaan dari masyarakat setempat dapat
dilihat dari bangunan rumah tinggal mereka yang sudah permanen dan mewah.
Petumbuha
ekonomi juga sangat mempengaruhi minat masyarakat untuk mengenyam pendidikan
yang lebih tinggi . Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka lulusan SMP dan
jenjang yang lebih tinggi , dan menurunya angka buta huruf . Seiring dengan pesatnya perkembangan Desa
Karangmangu khususnya dalam bidang pariwisata , secara otomatis berpengaruh
pada peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat.
2) Politik
Bukan hanya
bersifat seperti partai persaingan yang ditimbulkan tetapi diantaranya pelaku
prostitusi yang satu dengan yang lain juga mengalami persaingan , misalnya
seperti saling berebut pelanggan, bersaing dalam bersolek dan cara berpakaian.
3) Sosial
Budaya
Dalam kegiatan
prostitusi ini terjadi sangat kontas menyebabkan dampak pengaruh yang sangat
besar dalam perubahan moral generasi penerus , yang notabennya dalam kegiatan
prostitusi mencerminkan budaya “barat” yang tidak sepantasnya dilakukan oleh
masyarakat yang selama ini berkembang di lingkungan masyarakat.Tetapi dari satu
sisi masyarakat asli desa karangmangu kecamatan baturaden dimana gang sadar
berada adalah masyarakat desa yang dapat dikatakan sudah moden dengan indicator
sudah bisa menerima kemajuan teknologi.Disamping itu masih tetap memang kultr
desanya seperti rasa solidaritas antar sesama warga masih tinggi , serta sikap
ramah dan sopan santun masih sangat terasa.
Dari segi sosial
keberadaan gang sadar memberi pengaruh dalam kehidupan masyarakat.Banyak
keluarga yang merasa khawatir dan takut tehadap pengaruh (dampak) negative dari
kebaradaan lokalisasi, misalnya salah satu anggota keluarganya ikut bekerja
menjadi PSK menjadi pelanggan, dan terjangkit penyakit menular yang dapat
membahayakan.
Untuk
mengantisipasi hal itu pihak gang sadar membuat peraturan tambahan , seperti
anak kecil atau dibawah umur dilarang masuk kawasan gang sadar .Selain
peraturan tambahan juga dibuat pintu masuk yang diberi tanda merah dengan
tujuan untuk menghindari mudahnya masyarakat masuk ke dalam gang sadar.
5.
Interaksi Sosial PSK di Kawasan Gang
Sadar
Interaksi sosial yang dikaji dalam
penelitian ini adalah interaksi individu sesama PSK penghuni gang sadar,
interaksi PSK dengan pengunjung, Interaksi PSK dengan masyarakat di luar gang
sadar. Dalam berinteraksi dikawasan gang sadar mereka terlihat begitu akrab
sesama PSK seperti satu ikatan keluarga. Mereka bisa bersantai bersama di ruang
tamu sambil berkarauke dan bersenda gurau . Dalam berkomunikasi mereka
menggunakan bahasa campuran antara bahasa daerah dan bahasa Indonesia.
Interaksi PSK penghuni gang sadar
dengan masyarakat diluar gang sadar sangat terbatas , bahkan cenderung hanya
dilakukan dengan masyarakat yang tinggal di dalam kawasan gang sadar. Interaksi
dengan masyarakat luar hanya apabila mereka membeli kebutuhan sehari-hari ,
itupun tidak semua keluar , karena dalam gang ada jendela warung bagian
belakang yang berbatasan langsung dengan gang sadar . Lewat jendela tersebut
para PSK penghunu gang sadar membeli kebutuhan sehari-hari bahkan untuk sampai
membeli voucher kartu seluler.
Untuk interaksi dengan pengunjung
terjadi di awal kedatangan tamu ( pelanggan ).Dalam melayani tamu mereka
biasanya tidak langsung melakukan aktivitas utamanya, pada awalnya mereka
melakukan pendekatan. selain itu ada yang dating sendiri ke gang sadar , ada
juga pelanggan yang tidak mau masuk ke gang sadar tetapi melalui perantara
(calo) seperti karyawan hotel dan tukang ojek.
Pihak paguyuban juga mewajibkan bagi
para PSK yang telah medapatkan langganan untuk menabung sebesar Rp.5000,00
apabila mendapat tamu satu orang , dan apabila lebih dari satu orang maka
berlaku kelipatanya . Tabungan bertujuan untuk persiapan bila sewaktu-waktu
membuthkan biaya tertentu , selain itu juga untuk mengendaikan gaya hidup
mereka. Tabungan tiap tahun dikembalikan menjelang hari raya.
6.
Solusi dari permasalahan di Gang
Sadar
Dari
beberapa pemaparan di atas sudah selayaknya kita bebagai seorang cendikia yang
berpendidikan lebih ikut serta dalam ironisnya masalah yang terjadi dialami
oleh lingkungan kita, kita harus lebih memikirkan bagaimana kita sebagai
seorang yang berperan penting dalam masyarakat dapat lebih perduli dalam
mengambil sikap dalm masalah ini, misalnya mensosialisasikan kepada masyarakt
bahwa prostitusi sangat merugikan diti sendiri, orang lain dan lingkungan
sekitar, dan bagiaman caranya kita dapat mengarahkan mereka agar tidak
terjerumus dalm kegiatan prostitusi, lebih mengarahkan kehal yang lebih
posotif.
Melihat kenyataan atau fenomena yang ada sudah banyak terjadi prostitusi
dikalangan remaja khususnya mahasiswa, sebaiknya kita ikut ambil berperan serta
merehabilitasi pelaku-pelaku prostitusi tersebut. Proses rehabilitasi tersebut
diadakan dengan bekerja sama dengan pihak setempat atau pihak yang berwenang
seperti dinas sosial. Dalam kegiatan tersebut para pelaku prostitusi dibekali
ketrampilan sesuai, misalnya menjait, tata rias atau salon, tata boga ataupun
kerampilan yang mendukung, yang bertujuan agar meningkatnya taraf hidup mereka,
dimana mereka dapat membuka lapangan kerja sendiri.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Keberadaan rumah huni gang sadar
tidak lepas dari adanya kawasan wisata Baturaden,hal ini mengakibatkan kawasan
wisata Baturaden mempunyai daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang datang
sebab dengan lokasi yang sangat strategis lokalisasi ini sangat mudah dijangkau
pengunjung
2. Keberadaan Rumah Huni gang sadar
menimbulkan adanya persepsi yang berbeda-beda di masyarakat luas.Persepsi
negative di ekspresikan melalui rendahnya pencitraan terhadap gang sadar sebagai tempat pelacuranPersepsi negative
lebih banyak diungkapkan oleh masyarakat yang berdomisili disekitar kawasan
gang sadar teutama karena menaikan pendapat/keuangan.
3. Pola interaksi sosial dalam
lingkungan lokalisasi sangat terbatas dan sempit.WTS penghuni gang sadar hanya
begaul dengan sesama WTS,mamih-papih dan masyarakat di lingkungan lokalisasi
yang jumlahnya tidak banyak .Untuk interaksi dengan tamu (Pelanggan) dapat
berlangsung dalam waktu yang relative cepat interaksi terjadi bila “transaksi”
mulai berjalan
4. Gang sadar memberi pengaruh positif
terhadap masyarakat setempat setempat
terutama dalam bidang ekonomi.Dampak negative berupa perasaan apabila ada
anggota keluargamya yang terjerumus ke dalam dunia prostitusi,tertular penyakit
yang membahayakan dan terpengaruh gaya hidup mereka.
5. Setiap informan menyadari konsep
dirinyan sebagai sebuah modal atau sebuah aset yang harus dijaga dan
dirawat,khususnya konsep diri fisik yang secara langsung menunjang provesinya
6. Setiap Informan mempunyai
orang-orang terdekat atau pernah dekat yang mempengaruhi hidupnya dalam
menjalani provesi sebagai seorang PSK.
Faktor personal inilah yang menjadikan penyebab utama bekerja sebagai seorang
pelacur atau sebaliknya factor personal ini juga mendukung dan menguatkan
konsep dirinya sebagai seorang perempuan pelacur. Orang-orang yang berpengaruh
ini bisa dari bekas suami , orang tua , maupun teman.
7. Setiap informan selalu mempunyai
alasan pribadi yang dijadikan dasar pijakan untuk melakukan aktivitas
keprofesianya . Faktor ini bisa berupa ekonomi
dan balas dendam atas perlakuan bekas suami
8. Menjadi Pelacur bukanlah pilihan
utama semua informan , akan tetapi factor keterdesakan dan himpitan factor yang
membelenggu itulah yang menjadikan mereka melakukan pekerjaan ini.Karena itu
tidak semua stigma negative yang diberikan masyarakat selalu menjadi dasar
penilaian yang paing besar bagi provesi pelacur.
Saran
Sebaiknya bagi pelajar, mahasiswa, masyarakat serta
pemerintah ikut ambil tegas dan memperhatikan masalah ini. Untuk pelajar dan mahasiswa
yang sudah terjerumus kedalam peosritusi tersebut harusnya segera meninggalkan
kegiatan tersebut karena jalan untuk mencari uang tidak hanya dari dari
kegiatan prostitusi tersebut,melainkan masih banyak pekerjaan laimya yang halal
di luar sana.untuk masyatakat setempat baiknya ikut andil dalam mengawasi
keadaan lingkungan tersebut,sehingga lingkungan dapat terkontrol dan terjaga
dari kegiatan prostitusi atau asusila yang dapat menimbulkan pengaruh negative
yang brsar bagi lingkungan masyarakat.
Daftar Pustaka
Gerungan . 2004 .
Psikologi Sosial .Bandung : Refika Aditama
Soekanto , Soerjono
. 2002 . Sosiologi Suatu Pengantar . Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Rakhmat ,
Jalaludin . 2004. Psikologi Komunikasi , Edisi Revisi . Cetakan ke-21 . Bandung
: PT Remaja Soyda Karya
Walgito, Bimo.
1990. Psikologi Sosial . Yogyakarta.
TOKO ZENGDA HERBALIS TERSEDIA: OBAT PEMBESAR PENIS - PEMBESAR PAYUDARA - PEMBESAR PANTAT (Call.082133626042 Sms.089624854268 Pin.2281EDDA) DETAIL PRODUK KLIK-->> www.zengda-center.com
BalasHapus